Sejarah Kabupaten Bondowoso Beserta Tipologi dan Tempat Wisatanya

Kabupaten Bondowoso merupakan kabupaten yang tidak memiliki wilayah laut karena terletak diantara kabupaten-kabupaten atau daratan.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 26 November 2021 | 13:14 WIB
Sejarah Kabupaten Bondowoso Beserta Tipologi dan Tempat Wisatanya
Kabupaten Bondowoso

SuaraJatim.id - Kabupaten Bondowoso merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Bondowoso merupakan kabupaten yang tidak memiliki wilayah laut karena terletak diantara kabupaten-kabupaten atau daratan. Berikut sejarah Kabupaten Bondowoso selengkapnya.

Landmark yang sangat terkenal dari Kabupaten Bondowoso adalah Monumen Gerbong Maut. Julukan kabupaten ini adalah Kota Tape. Selain itu, Kabupaten Bondowoso juga memiliki motto yakni Swasthi Bhuwana Krta. Tentu saja dengan landmark dan julukan serta motto tersebut dapat diketahui bahwa kabupaten ini merupakan wilayah yang unik.

Sejarah Kabupaten Bondowoso

Jaman dahulu, seorang Bupati bernama Ronggo Kiai Suroadikusumo mengembangkan Pelabuhan Besuki yang menarik minat pedagang luar daerah. Hal tersebut membuat penduduk semakin diuntungkan dan banyak pendatang sehingga perlu mengembangkan wilayah ke arah tenggara. Kyai Patih Alus mengusulkan agar Mas Astrotruno menjadi penanggung jawab pembukaan lahan tersebut. Ia pun akhirnya benar-benar menjadi penanggung jawabnya.

Baca Juga:Awasi Pembuang Sampah Sembarangan, Jembatan di Bondowoso Akan Dipasang CCTV

Kemudian Kiai Ronggo Suroadikusumo menikahkan Mas Astrotruno dengan Roro Sadiyah yakni seorang putri Bupati Probolinggo. Mertua Astrotruno Menghadiahkan “Melati” Melati tersebut adalah kerbau putih yang tanduknya melengkung kebawah untuk jadi kawan perjalanan dan menuntun ke daerah yang lestari dan subur.

Pekerjaan pembukaan jalan itu berlangsung dari tahun 1789 hingga 1794. Saat sudah mulai terbentuk, Mas Astrotruno mengadakan berbagai tontonan di alun-alun daerah tersebut dan menjadi perhatian banyak orang. Ia juga berjasa dalam pengembangan wilayah tersebut, sehingga ia diangkat menjadi Nayaka merangkap Jaksa Negeri.

Mas NGabehi Astrotruno diangkat sebagai patih dengan nama Abhiseka Mas Ngabehi Kertonegoro. Ia menjadi penemu dan pemerintah pertama Blindungan yang kemudian berubah namanya menjadi Bondowoso. Kata Bondowoso berkaitan dengan kata Bondo yang berarti modal, bekal, harta, kemudian kata woso berarti kekuasaan. Makna sesungguhnya yakni terjadinya kabupaten tersebut semata-mata karena adanya modal tekad yang keras dalam mengemban tugas yang diberikan kepada Astrotruno untuk membabat hutan dan membangun kota. Semakin berjalannya waktu, ia diberi kehormatan dengan predikat Ronggo I pada 17 Agustus 1819. Tanggal tersebut dijadikan sebagai tanggal eksistensi Bondowoso.

Pada 1830, Kyai Ronggo I mengundurkan diri dari kekuasaannya dan menyerahkan jabatannya kepada Djoko Sridin. Djoko adalah putra keduanya. Jabatan tersebut dipangkunya dengan predikat Ronggo II. Setelah mengundurkan diri, Ronggo I menekuni agama Islam dan tinggal di Jember. Ia wafat pada 11 Desember 1854 dalam usia 110 tahun.

Bupati Kabupaten Bondowoso

Baca Juga:Bungkam Persebo Bondowoso 5-1, Persewangi Banyuwangi Lolos 32 Besar Liga 3 Jatim 2021

Kabupaten Bondowoso pernah dipimpin oleh beberapa bupati sejak tahun 1819. Bupati-bupati tersebut adalah R.M.N Kerto Negoro yang menjabat dari tahun 1819 hingga 1830, R. II M.N. Kertokoesoemo atau Djoko Sridin pada 1830 hingga 1850, R.T.A Abdoerahman Wirodipuro pada 1850 hingga 1966 dan 1866 hingga 1879, R.T Wondokoesoemo pada 1879 hingga 1891, Kertosoebroto pada 1891 hingga 1908, Sentot Sastroprawiro pada 1908 hingga 1925, Tirtohadi Sewojo pada 1925 hingga 1928, Prodjodiningrat pada 1928 hingga 1934, Herman Hidajat pada 1934 hingga 1938, Sjafioedin Admosoedirdjo pada 1938 hingga 1945, R Soetandoko pada 1945 hingga 1946, RT Saleh Soerjoningprosjo pada 1946 hingga 1949, RT Badroes Sapari pada 1949 hingga 1950, RT Koesno Koesoemowidjojo pada 1950 hingga 1951, RT Iskandar pada 1951 hingga 1956, R. Soejarwo pada 1957 hingga 1957, Soetowo pada 1957 hingga 1958, Djoemadi Moespan pada 1958 hingga 1959, R Soetowo kembali menjabat pada 1960 hingga 1964, R Soemarto Partomihardjo pada 1964 hingga 1965, R Arifin DJauharman pada 1965 hingga 1973, Soerono pada 1973 hingga 1978, Mochammad Suwardhi pada 1978 hingga 1983, Mochammad Rivai pada 1983 hingga 1988, Agus Sarosa pada 1988 hingga 1993 1993 hingga 1998, Mashoed pada 1998 hingga 2003 dan 2003 hingga 2008, Amin Said Husni pada 2008 hingga 2013 dan saat ini ia menjabat untuk periode tahun 2018 hingga 2023. Nama-nama di atas memiliki banyak penyingkatan, R.M.N adalah kepanjangan dari Ronggo Mas Ngabehi, R.T.A merupakan kepanjangan dari Raden Tumenggung Adipati, R.T merupakan kepanjangan dari Raden Tumenggung, dan K.R.T.A.A. merupakan Kanjeng Raden Tumenggung Ario Adipati.

Topologi

Kabupaten Bondowoso terbaik dari 3 wilayah yakni bagian barat yang didominasi oleh pegunungan, bagian tengah yang didominasi dataran tinggi, sedang, dan bergelombang, kemudian bagian timur berupa pegunungan. Kabupaten ini terletak di sebelah timur Pulau Jawa dengan luas sekitar 1.560 km2. Kabupaten Bondowoso memiliki iklim sejuk tropis karena terletak di pegunungan Kendeng Utara dan puncaknya Gunung Raung. Meskipun beriklim sejuk, letaknya tidak cukup baik karena tidak dilalui jalur utama yang menghubungkan antar provinsi sehingga sedikit sulit berkembang.

Permasalahan lingkungan di daerah ini adalah kerusakan hutan atau lahan yang kritis. Lahan kritis meningkatkan erosi yang meningkatkan sedimentasi sungai sehingga daya tampung sungai semakin menurun. Hal tersebut juga menjadi berkaitan dengan rawannya Kabupaten Bondowoso terhadap bencana longsor.

Tempat Wsata Bondowoso

Kabupaten Bondowoso memiliki banyak destinasi wisata yang menarik. Meskipun berada pada tengah-tengah daratan, destinasi wisata di kabupaten ini tidak kalah menarik. Destinasi wisata tersebut yakni seperti kawah Ijen Bondowoso, Kawah Wurung, Kawah Ilalang, Gunung Raung, Pegunungan Hyang Bondowoso, Bukit Seranding Bondowoso, Puncak P28 Bondowoso, Puncak Scorpio Wringin, Bukit Putus Wringin, Bukit Mahadewa, Air Terjun Tancak Kembar, Air Terjun Pulo Agung Bondowoso, Air Terjun Blawan Bondowoso, Air Terjun Solor Bondowoso, Air Terjun Gentongan, Air Terjun Belerang, Air Terjun Polo Agung, Bosamba Rafting Bondowoso, Situs Megalitikum, Tasnan Forest, Pemandian Tasnan Bondowoso, Kebun Kopi Arabika, Bendungan Sampean Baru, Museum Kereta Api, Taman Krocok, Taman Bunga Villa Afdeling, Kebun Stroberi Afdeling, Rawa Indah Almour, Jembatan Gubrih, Batu So'on, Pemandangan Arak-Arak, Taman Galuh Bondowoso, Air Terjun Niagara Mini, dan lain sebagainya. Tempat wisata di Kabupaten Bondowoso ini unik karena selain didominasi dengan wisata alam dan wisata air, biaya masuk tempat wisata ini sangat terjangkau. Pengunjung dapat mendatangi tempat wisata ini dengan harga mulai dari Rp 1000 hingga Rp 10.000 saja.

Demikian penjelasan singkat tentang sejarah Kabupaten Bondowoso serta tipologi wilayahnya dan tempat wisata Kabupaten Bondowoso yang menarik. Meskipun terkenal sebagai kabupaten ditengah-tengah daratan yang sulit berkembang karena tidak ada jalur utama antar provinsi, Bondowoso berhasil menjadi kabupaten yang menarik dengan destinasi wisata yang beragam sehingga mampu membantu pengembangan wilayah setempat. Sejarah Kabupaten Bondowoso yang menarik juga mengajarkan pentingnya bertekad tinggi dalam mencapai tujuan.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini