Sesuai dengan Firman ALLAH SWT dalam QS. Ali Imran ayat 31 yang mempunyai arti, “Katakanlah Muhammad; jika Kamu sekalian mencintai ALLAH, maka ikutilah sunnahku.” Juga pada QS. Al A’raaf ayat 28 yang mempunyai arti, ”Sesungguhnya ALLAH tidak memerintah pada hal keji.”
3. Kitman
Sifat ini mempunyai arti menyembunyikan wahyu yang diperintahkan ALLAH SWT untuk disampaikan kepada umatnya. Hal ini sangat tidak mungkin ada pada diri Rasul, sebab seorang Rasul akan mempunyai sifat Tabligh, yaitu Rasul pasti menyampaikan wahyu kepada umatnya.
Seorang Rasul tidak akan menyembunyikan satu pun wahyu yang datang dari ALLAH SWT. Namun, apabila perkara itu bersifat khusu, maka tidak wajib bagi seorang Rasul untuk menyampiakn kepada umatnya.
Baca Juga:Kenali 4 Sifat Wajib Bagi Para Rasul yang Menjadi Teladan Manusia
Hal tersebut senada dengan firman ALLAH SWT dalam QS. Al-A’raaf ayat 158 yang mempunyai arti, “dan ikutilah dia (Muhammad) supaaya kamu dapat petunjuk.”
Juga terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 159 yang mempunyai arti, “sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati ALLAH dan dilaknati pula oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.”
4. Bodoh
Sifat ini mempunyai arti bodoh, tidak cerdas, atau pelupa. Hal ini sangat tidak mungkin ada pada diri seorang Rasul, sebab seorang Rasul akan memiliki sifat fathonah yang memiliki arti cerdas dan tidak pelupa.
Sebab jika seorang Rasul tidak memiliki kecerdasan dan ingatan yang kuat, maka seorang Rasul tidak akan bisa mengalahkan argument-argumen atau hujjah dari penentang agam yang dibawanya. Padahal, seorang Rasul harus bisa meyakinkan mereka.
Baca Juga:4 Sifat Wajib bagi Para Rasul yang Bisa Dijadikan Teladan
Hal itu senada dengan firman ALLAH SWT dalam QS. Al – An’am ayat 83 yang mempunyai arti, “dan itulah hujjah kami yang kami berikan kepada Ibrahimm untuk menghadapai kaumnya.” Juga pada QS. Hud ayat 32 yang mempunyai arti, “mereka berkata: Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami dan kamu telah memperpanjang bantahanmu kepada kami.”