Sorot Mata Menjijikan 'Bos' Cabul Perusahaan Pelat Merah di Kediri

"Kling..!" nada notifikasi pesan masuk dari ponsel pintar di meja sampai ke telinga Virgonia, Senin awal Januari 2019 silam.

Muhammad Taufiq
Selasa, 14 Desember 2021 | 14:27 WIB
Sorot Mata Menjijikan 'Bos' Cabul Perusahaan Pelat Merah di Kediri
Ilustrasi pelecehan seksual di tempat kerja atau oleh rekan kerja. [Suara.com/Rochmat]

SuaraJatim.id - "Kling..!" nada notifikasi pesan masuk dari ponsel pintar di meja sampai ke telinga Virgonia (nama samaran), Senin awal Januari 2019 silam. Benar, ada pesan masuk. Wajahnya gugup, sebab pesan itu datang dari HRD perusahaan.

Namun bagi Virgonia, notifikasi itu sebenarnya sudah dinanti-nanti. Sebab bisa jadi itu isyarat--jawaban dari rumor yang ramai belakangan hari kalau Ia bakal diangkat sebagai karyawan tetap di perusahaan pelat merah di Kota Kediri itu.

Tanpa babibu, Virgonia lekas saja mendorong kursinya ke belakang, bergegas menuju ke ruangan di sebelahnya. Di sana bosnya sudah menunggu. Namun bagi Virgonia ada yang ganjil.

"Hati saya tidak enak, seperti akan terjadi sesuatu," katanya, meneruskan cerita saat ditemui SuaraJatim.id, Selasa (14/12/2021).

Baca Juga:Protes Dugaan Kecurangan Hasil Tes Perangkat Desa di Kediri, Warga Kirim Karangan Bunga

Benar saja, saat Ia masuk ke ruangan, bosnya melempar pandangan misterius. Sorot mata yang aneh dan sulit digambarkan. Ada kesan meremehkan, menjijikkan dan merendahkan.

"Saya tidak mau mengingat, yang jelas sorot matanya menjijikan," ujarnya cekak sembari menggambarkan bagaiman kesan bosnya saat Ia masuk ke ruangannya saat itu.

Bukan cuma itu, senyum gajil tersungging. Lalu keluarlah kalimat-kalimat yang bagi Virgonia sungguh menghancurkan harga diri dan martabatnya sebagai perempuan.

Si Bos mengajaknya tidur bareng. Kalau mau, maka bulan itu juga Virgonia akan diangkat menjadi karyawan tetap di perusahaan BUMN tersebut. "Kalau tidak mau (diajak tidur bareng), maka Ia selamanya harus menjadi pegawai outsourching di luar perusahaan," katanya.

Padahal saat itu status Virgonia merupakan pekerja kontrak atau PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu). Ia masuk ke perusahaan secara langsung, bukan di bawah vendor atau perusahaan rekanan penyalur tenaga kerja.

Baca Juga:Dua Dosen Pelaku Kekerasan Seksual Ditahan, Petisi Pecat Dosen Unsri Cabul Ramai Diteken

Mendengar tawaran dari bosnya itu, Virgonia tentu saja syok hebat. Saat itu, perempuan 28 tahun itu sudah berkeluarga, sudah punya dua anak. Tentu saja tawaran tersebut ditolak tanpa perlu pertimbangan apapun.

Walaupun, sebenarnya secara ekonomi Ia membutuhkan upah yang lebih layak. Namun karena tawaran yang diajukan bosnya mencabik-cabik nuraninya sebagai perempuan, Virgonia tegas menolak menuruti kemauan bosnya itu.

Keputusan Virgonia ternyata memiliki konsekuensi. Sebulan kemudian ia dipindah ke bagian yang berbeda, namun tetap di posisi yang sama. Beruntung status kepegawaiannya masih di bawah perusahaan langsung meskipun masih kontrak.

Bagi dia, yang penting tidak berubah ikut vendor atau pekerja outsourching, itu sudah cukup. "Sebelumnya saya admin di kantor, namun sekarang di bagian admin gudang, kalau gaji ya otomatis kurang, dan saya harus mencari tambahan dengan cara lain," ujarnya menegaskan.

Hari-hari berikutnya Virgonia memilih berdamai. Ada keinginan melaporkan pelecehan yang dilakukan bosnya itu, tapi di sisi lain ada ketakutan keputusannya melaporkan bos akan berdampak pada pekerjaannya. Sebab Ia memang membutuhkan pekerjaan tersebut.

"Saya akhirnya ya hanya bisa memendam. Bahkan suami tidak tahu hal ini, saya juga takut bercerita. Namun saya sudah agak lega karena tidak berhubungan dengan atasan saya tersebut secara langsung," ujarnya.

Di akhir perbincangan dengan Suarajatim, Virgonia berpesan kepada perempuan di manapun agar lebih berhati-hati di lingkungan kerja.

"Perempuan pekerja harus lebih peka, karena kita rawan sekali menjadi korban pelecehan, disadari atau tidak hal-hal kecil seperti mengedipkan mata, tatapan mesum, bersiul mau itu teman baik, atasan atau bahkan satpam secara tidak langsung adalah bentuk pelecehan," katanya.

"Siapapun harus mengetahui, lingkungan kita saat ini masih sangat rawan pelecehan, dan kita perlu perlindungan," ujarnya menegaskan.

Kontributor: Muchlis Ubaidhillah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini