SuaraJatim.id - Proses investigasi dosen berinisial H dari Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Unesa, yang melakukan dugaan pelecehan seks pada mahasiswinya masih berjalan. Namun korban dan Unesa, belum melakukan pelaporan ke pihak Kepolisian.
Terbaru, pelaku pelecehan seks yakni dosen lainnya dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) diduga melakukan pelecehan seksual dengan memanggil sayang, bahkan juga diduga mengajak mandi bersama kepada mahasiswinya.
Kasus ini diungkapkan lagi oleh akun Instagram @dear_unesacatcallers. Jika dugaan pelecahan seksual tak hanya di FISH saja, melainkan juga di FBS Unesa.
Dalam unggahan 2 hari yang lalu, akun @dear_unesacatcallers menceritakan kronologi pelecehan seksual yang dilakukan dosen FBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Unesa berinisial D.W.
Baca Juga:Buang dan Tendang Sesajen Gunung Semeru, Motif Pelaku Atas Nama Keyakian Semata
Dosen D.W diduga kerap memanggil mahasiswinya dengan sapaan 'cantik' dan 'sayang'. Pada korban 1, DW menanyakan asal korban pada kolom obrolan di Zoom melalui pesan pribadi. DW juga meminta kontak ponsel korban 1 agar komunikasi lebih intens.
Saat itu korban 1 belum curiga. Beberapa waktu kemudian, DW mengutarakan perasaan kangen pada korban 1 melalui pesan Whatsapp. DW juga menghubungi korban padahal korban bukan penanggungjawab mata kuliah yang diampu DW dengam memanggil 'sayang' dan 'cantik'.
Pada saat perkuliahan melalui daring, DW juga mengirim pesan pada kolom pesan pribadi untuk mengajak korban. DW meminta bertemu sendiri tanpa didampingi pasangan korban.
Sementara pada korban 2 mahasiswi bimbingan DW, juga diberi pesan. "Menurut saya, kamu tidak cocok jadi mahasiswi bimbingan saya, kamu lebih pantas jadi pacar saya," adalah pesan yang dikirim DW.
Pada awal pandemi COVID-19, DW meminta korban 2 untuk melakukan bimbingan di rumahnya. Tetapi atas larangan Kepala JBSI, korban 2 tidak datang ke rumah DW.
Baca Juga:Penendang Sesajen Gunung Semeru, Rekam Pakai HP Sendiri, Diunggah Sendiri, Ditangkap Polisi Sendiri
Selain itu pada korban 3, DW juga sempat mengirimkan pesan melalui Whatsapp dengan kata-kata yang tak pantas. "Basah. Biar kita mandi bersama. Ha ha ha," tulis notifikasi Whatsapp DW yang diunggah @dear_unesacatcallers.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana menjelaskan, jika belum ada laporan adanya kasus pelecehan seks di Unesa.
"Dugaan pelecehan kan delik aduan kami berharap korban laporan. Belum ada laporan ke kami," ujar Mirzal.
Ia juga menambahkan, jika Unit Perlindungan Perempuan dan Anak sudah melakukan koordinasi dengan Unesa, agar mendorong korban untuk melakukan pelaporan ke pihak kepolisian.
"Unit PPA sudah koordinasi dengan pihak kampus dan mengimbau kepada korban siapapun mahasiswinya untuk laporan," lengkapnya.
Sedangkan terkait kabar tersebut, pihak Unesa masih melakukan investigasi lebih dalam dan mengumpulkan bukti-bukti dari pelapor.
"Mengenai kasus FBS yang mencuat, sebenarnya sudah merupakan bagian dari investigasi tim Satgas PPKS berbarengan dengan kasus H di jurusan Hukum," kata Kepala Humas Unesa Vinda Maya saat dihubungi, Jumat (14/1/2022).
Sebelumnya, Vinda juga sempat mengatakan jika pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada korban perihal laporan ke pihak kepolisian.
Selain itu, bagi seluruh civitas akademika yang mengalami kekerasan seksual, Satgas PPKS Unesa membuka layanan pengaduan melalui nomor 082142815124.
Unesa juga memberikan perlindungan kerahasiaan identitas, pendampingan psikologis, maupun hukum kepada para korban yang mengalami pelecehan seksual oleh dosen di lingkungan kampus.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa