SuaraJatim.id - Berikut ini pembahasan tentang harta karun Lumpur Lapindo, Rare Earth logam tanah jarang.
Menurut Voncken (2016) dalam karyanya "The Rare Earth Elements : An Introduction: Delft, Springer Briefs in Earth Sciences", sebenarnya penamaan “Rare Earth Element” adalah terminologi yang digunakan pada Abad ke-XIX.
Hal itu didasari oleh hanya ditemukannya satu deposit REE di dunia yaitu di daerah Ytterby, Swedia.
Saat itu, hampir keseluruhan unsur REE ditemukan di Tambang Ytterby yang merupakan tambang feldspar dan kuarsa yang berasal dari granit pegmatit untuk kebutuhan porselen bagi Inggris Raya dan Polandia.
Ada pun unsur-unsur tersebut adalah yttrium, ytterbium, terbium, erbium, gadolinium, holmium, thulium, scandium, lutetium dan tantalum.
Dikutip dari americangeosciences.org, logam tanah jarang atau dalam istilah ilmiahnya disebut Rare Earth Elements (REE) merupakan sebuah element yang terdiri dari 17 unsur logam.
Rare Earth juga termasuk memiliki lima belas lantanida pada tabel periodik ditambah skandium dan itrium.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Rare Earth sangat dibutuhkan sebagai material teknologi tingkat tinggi.
Seperti untuk baterai, smartphone hingga teknologi militer.
Baca Juga:Debu Emas Asteroid Senilai 10.000 Quadriliun Dolar AS Akan Diselidiki NASA
Penemu Rare Earth adalah seorang ahli kimia bernama Gadolin (1794). Gadolin mengawali penemuan REE yaitu unsur yttrium untuk pertama kalinya pada akhir abad XVIII, dilansir oleh ugrg.ft.ugm.ac.id.
Kemudian di akhir abad XIX, para ahli kimia dan mineralogi mampu meneliti dan mengidentifikasi sejumlah 14 unsur REE.
Tahun 1907 penemuan unsur lutetium dan promethium menutup sejarah penemuan REE di dunia, kedua unsur tersebut merupakan unsur terakhir yang ditemukan.
Unsur promethium ditemukan setelah adanya reaksi nuklir, yang ditemukan oleh Marinsky (1943).
Rare Earth dipakai untuk berbagai macam material teknologi tinggi. Salah satu yang paling berpengaruh adalah baterai.
Baterai yang ada di komputer, laptop, PC, kamera dan sebagainya mengandung material Rare Earth didalamnya.
Bahkan logam tanah jarang juga digunakan untuk memori komputer, DVD, ponsel, catalytic converter, magnet, lampu fluorescent dan masih banyak lagi.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono bahwa Rare Earth itu kini menjadi komoditas penting karena dibutuhkan dalam pengembangan berbagai teknologi canggih, termasuk kendaraan listrik.
Selain itu Badan Geologi Kementerian ESDM juga menemukan kandungan Rare Earth di mineral batubara di wilayah Kalimantan.
Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, telah diidentifikasi sebanyak 28 lokasi yang memiliki potensi logam tanah jarang.
Secara rinci, potensi tersebut tersebar di 16 lokasi di Sumatera, tujuh lokasi di Kalimantan, tiga lokasi di Sulawesi dan dua lokasi di Jawa.
Pemakaian Rare Earth di alat-alat militer juga cukup banyak. Menurut geology.com, militer Amerika Serikat menggunakan kacamata penglihatan malam, senjata berpemandu presisi, peralatan komunikasi, peralatan GPS, baterai, dan elektronik pertahanan lainnya yang dibentuk dari Rare Earth.
Bahkan logam tanah jarang adalah bahan utama untuk membuat material yang sangat keras untuk kendaraan lapis baja.
Itulah yang membuat sebuah proyektil bisa pecah saat terkena benturan dengan kendaraan militer lapis baja dan membuat penumpangnya selamat.
Memang, Rare Earth tidak hanya ada di satu wilayah atau negara saja. Unsur-unsur REE terdistribusi secara luas di bumi dan relatif mudah dijangkau pada permukaan bumi.
Demikian penjelasan Rare Earth, harta karun Lumpur Lapindo.