SuaraJatim.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan untuk warganya mewaspadai kasus demam berdarah dengue atau DBD yang kian meningkat sepanjang Januari 2022 ini.
Kendati demikian, Gubernur Khofifah meminta warga tidak panik menghadapi ancaman DBD.
"Selain COVID-19, warga juga harus berbagi perhatian terhadap ancaman DBD yang di awal tahun 2022 ini melanda dan semakin meningkat," katanya di Surabaya, mengutip dari Antara, Jumat (28/1/2022).
Ia melanjutkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim selama periode 1-27 Januari 2022, penderita DBD telah mencapai 1.220 orang. Sedangkan jumlah kematian sebanyak 21 orang (CFR = 1,7 persen) yang didominasi usia 5-14 tahun.
Baca Juga:Versi Dinkes Surabaya yang Terserang DBD di Satu RW Bukan 15, Tapi 4 Anak
Rinciannya, Bojonegoro sebanyak 112 orang, Nganjuk 82 orang, Kabupaten Malang 73 orang, Ponorogo 64 orang, Tuban 61 orang.
Kemudian, jumlah kematian DBD tertinggi adalah Pamekasan sebanyak 3 orang, Bojonegoro 2 orang serta Nganjuk 2 orang.
Angka ini meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang pada Januari penderita DBD di Jatim tercatat sebanyak 668 orang dengan jumlah kematian lima orang.
Total penderita DBD tahun 2021 di Jawa Timur sebanyak 6.417 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 71 orang (CFR = 1,1 persen).
Menurut Khofifah, pencegahan kasus DBD bisa dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, meliputi menguras atau membersihkan bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan hingga tatakan dispenser.
Baca Juga:Waspada DBD di Madiun, Sudah Tujuh Warga Terserang Demam Berdarah
Kedua, menutup rapat tempat penampungan air, serta ketiga menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas seperti botol plastik, kaleng bekas dan lainnya.
"Program ‘3M Plus’ ditambah dengan upaya memberantas larva melalui pemberian Larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap. Serta, menghindari gigitan nyamuk dengan menanam pohon pengusir nyamuk, memakai kelambu, antinyamuk dan sejenisnya," ucap dia.
Tidak itu saja, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga menyarankan sekali setiap pekan melalui kegiatan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
"Jadi kami minta peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit," demikian Khofifah Indar Parawansa.