SuaraJatim.id - Pemerintah Thailand menetapkan kawasan Pantai Timur negara itu sebagai kawasan bencana setelah 50.000 liter minyak tumpah ke laut.
Apalagi lokasi tumpahan bisa dibilang tidak terlalu jauh dari pantai, yakni berjarak 20 kilometer dari pesisir timur pantai Thailand yang juga merupakan pusat industri.
Minyak yang bocor tersebut terus tereret ombak laut hingga ke bibir pantai dan menyebabkan pasir berubah warnanya menjadi hitam pekat.
Minyak yang bocor ini berasal dari pipa minyak milik Star Petroleum Refining Public Company Limited (SPRC) yang dinyatakan bocor sejak lima hari lalu, Selasa malam (25/01/2022).
Baca Juga:Bersih-bersih Pantai di Thailand dari Tumpahan Minyak
Sebagian minyak mencapai garis pantai Mae Ramphueng di provinsi Rayong Jumat malam (28/01/2022) setelah menyebar ke area seluas lebih dari 47 km persegi di teluk tersebut.
Angkatan laut bekerja sama dengan SPRC untuk menghentikan kebocoran. Mereka mengatakan massa minyak utama masih berada di lepas pantai. Hanya sedikit minyak yang terdampar di sedikitnya dua titik di pantai sepanjang 12 km itu.
Sekitar 150 pekerja SPRC dan 200 personel AL telah dikerahkan untuk membersihkan pantai dan memasang penghalang minyak, kata pihak AL.
Dua belas kapal AL, tiga kapal sipil dan sejumlah pesawat juga dikerahkan untuk mengatasi tumpahan di laut dengan oil boom dan semprotan oil dispersant (pengurai minyak).
"Kami dan pihak perusahaan masih bekerja di laut untuk mengurangi jumlah minyak dengan menghalau tumpahan dan mengisap minyak dan menyemprotkan dispersant," kata Laksamana Muda Artorn Charapinyo, wakil panglima komando Area Laut pertama, kepada awak media. ANTARA
Baca Juga:Diampuni Raja Thailand, 28 Nelayan Asal Aceh Timur Tiba Indonesia