Negaranya Terus Diserang, Hacker Rusia Tak Tinggal Diam, Mulai Retas dan Serang Jaringan NATO dan Militer Eropa Timur

Para hacker asal Rusia tidak tinggal diam ketika negaranya menjadi sasaran penyerangan berbagai pihak, terutama para peretas dari negara seterunya.

Muhammad Taufiq
Kamis, 31 Maret 2022 | 11:07 WIB
Negaranya Terus Diserang, Hacker Rusia Tak Tinggal Diam, Mulai Retas dan Serang Jaringan NATO dan Militer Eropa Timur
Ilustrasi hacker (Foto: twitter.com/RakyatdotNews)

SuaraJatim.id - Para hacker asal Rusia tidak tinggal diam ketika negaranya menjadi sasaran penyerangan berbagai pihak, terutama para peretas dari negara seterunya.

Peretas Rusia baru-baru ini berupaya untuk menjebol jaringan NATO dan militer di sejumlah negara Eropa timur. Hal ini seperti diungkap Threat Analysis Group Google, Rabu (30/3).

Laporan itu tidak menyebutkan militer mana yang menjadi sasarannya.

Google menggambarkan peretasan itu sebagai "kampanye phishing kredensial" yang diluncurkan kelompok Coldriver atau Callisto yang berbasis di Rusia.

Baca Juga:Google Sebut NATO dan Militer Eropa Timur Jadi Target Peretas Rusia

"Kampanye ini dikirim menggunakan akun Gmail yang baru dibuat ke akun-akun bukan milik Google, sehingga tingkat keberhasilan kampanye ini tidak diketahui," tulis laporan tersebut.

NATO tidak langsung dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Rusia kini dalam kondisi sangat tertekan atas ekonomi Barat menyusul keputusannya untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari. Moskow juga kerap mengelak tudingan serangan siber yang menargetkan Barat.

Pada 2019 perusahaan keamanan siber Finlandia F-Secure Labs menggambarkan Callisto sebagai aktor ancaman canggih dan tak dikenal "yang tertarik pada pengumpulan intelijen berbau asing dan kebijakan keamanan" di Eropa.

Kelompok itu juga menargetkan Centre of Excellence NATO, tulis laporan Google pada Rabu tanpa penjelasan lebih lanjut.

Baca Juga:Fakta Unik Pemimpin Lapsus$ yang Bobol Microsoft

Lewat pernyataan, pusat itu tidak langsung menyinggung laporan Google, namun mengatakan: "Kami melihat aktivitas siber berbahaya setiap hari." ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini