"Kualitas yang kami hasilkan di sini, juga bagaimana produksi dilakukan, itu sama dengan yang berlaku di Eropa," katanya menambahkan.
Sekretaris APKLI Sidoarjo Dwi Rahayu Ningsih mengatakan kunjungan ini menjadi pengalaman pertama bagi dia dan rekan-rekannya melihat langsung proses produksi minuman.
Kesan pertama yang ia dapat ketika memasuki fasilitas manufaktur tersebut adalah penerapan keselamatan kerja, semisal kewajiban penerapan protokol kesehatan. "Keselamatan dan kesehatan menjadi keutamaan," katanya.
Regional Corporate Affairs Manager-East Armytanti Hanum Kasmito mengatakan CCEP Indonesia berkomitmen menjalankan bisnis berkelanjutan. Selain menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas, produk yang dihasilkan dipastikan ramah lingkungan dan kesehatan konsumen.
Baca Juga:Songsong IKN, UMKM di Benuo Taka Dibekali Kewirausahaan Digital
Dari sisi kemasan plastik misalnya, kata dia memberi contoh, CCEP Indonesia kini mendirikan PT Amandina Bumi Nusantara, satu perusahaan daur plastik di Bekasi, Jawa Barat sebagai upaya untuk berkontribusi mengurangi sampah plastik di Indonesia.
"Kami juga mengubah botol Sprite dari berwarna hijau menjadi bening sehingga memudahkan proses daur ulang," katanya.
Ketua UKM Jogoboyo Agustinawati mengamini pendapat itu. Menurut dia, sebagian di antara anggotanya juga bergiat di bank sampah.
Dari pengalaman mengelolah bank sampah, ia melihat botol berwarna cenderung tidak diminati di kalangan pengepul. "Kunjungan ini memberi pengalaman dan inspirasi bagi kami," katanya menegaskan.
Baca Juga:Mahasiswa UMM Melakukan Kegiatan PMM di Sentra Keripik Tempe Sanan