SuaraJatim.id - Warga Lamongan di sekitar Bengawan Solo panen ikan. Banyak ikan teler akibat perubahan kondisi air yang tiba-tiba meninggai.
Kondisi ini biasa dimanfaatkan warga untuk menjala ikan. Warga pun datang berduyun-duyun menyerbu sungai. Mereka bersemangat menangkap ikan yang tampak teler lantaran mabuk akibat perubahan kondisi sungai.
Banyak istilah untuk menyebut ikan yang mabuk itu, seperti Ngumboh, Pladu, Munggut, dan lain-lain. Masing-masing daerah punya istilahnya sendiri.
Fenomena ikan mabuk ini bak pesta dan begitu dinanti-nanti oleh masyarakat, khususnya mereka yang berada di kawasan bantaran sungai.
Baca Juga:Rampung Diperbaiki, Jembatan Ngaglik 1 Lamongan Segera Bisa Dilewati
Untuk menangkap ikan teler ini sangat mudah. Demikian disampaikan Yanti, warga Desa Durikulon Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, Jumat (22/04/2022).
"Sangat mudah menangkapnya kok mas, cukup kita cari pakai tangan, tapi kalau mau dapat banyak ya pakai jaring, jala dan juga erok atau jaring yang dibentuk melingkar," katanya seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.
Saat kondisi mabuk ini, ikan-ikan berenang menepi ke bibir sungai dan sangat mudah ditangkap oleh warga. Ikan-ikan itu seolah pusing dan kaget atas pergantian kondisi air yang begitu drastis.
Bahkan, ada warga yang menangkap ikan hanya dengan tangan kosong. Meski begitu, kebanyakan warga lebih memilih untuk menggunakan alat tangkap ikan seperti jala, jaring, dan lainnya agar hasil tangkapan ikannya melimpah.
Mereka seolah tak ingin melewatkan kesempatan ini begitu saja, karena memang fenomena ini sulit diprediksi kapan bisa datang kembali.
Baca Juga:Eks Coach Timnas Indonesia Sepakat Latih Persela Lamongan Musim Depan, Siapa Sosoknya?
Menurut Yanti, fenomena ikan mabuk ini sudah terjadi sejak Kamis malam (21/4/2022). Namun karena kondisinya yang gelap, banyak warga yang memutuskan untuk menangkap ikan di siang hari
"Sejak tadi malam terjadinya. Saya lihat banyak orang-orang berlarian menuju ke sungai," katanya menambahkan.
Tak hanya itu, Yanti mengatakan banyak warga lain yang rela datang jauh-jauh karena ingin menangkap ikan atau bahkan hanya sekadar ingin melihat fenomena ini lantaran penasaran.
"Mungkin karena bertepatan dengan bulan Ramadan, jadi yang mencari ikan tak sebanyak tahun sebelumnya," ujarnya.
Untuk ikan hasil tangkapan, papar Yanti, kebanyakan hanya dibuat untuk konsumsi sendiri beserta keluarga di rumah. Namun, jika yang didapat cukup melimpah, sebut Yanti, maka akan dibagikan kepada sanak keluarga atau dijual ke pasar.
"Ikannya segar mas dan Alhamdulillah selama ini tidak pernah ada warga yang mengalami keracunan setelah makan ikan yang kita tangkap, ya meskipun kondisi ikannya seperti orang teler atau mabuk," katanya menegaskan.
Dari informasi di lokasi, ikan-ikan yang berhasil ditangkap oleh warga tersebut beragam jenis, di antaranya tawes (bader/keplekan), mujaer, jambal (rengkik) dan patin (jendil), keting, garingan, kecot, arengan, sili dan lain-lain.