Wabah PMK 'Menggila', Sebanyak 1.076 Sapi di Mojokerto Terinfeksi

Merespons Wabah PMK, Polisi Lakukan Penyekatan di Perbatasan Mojokerto

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 14 Mei 2022 | 14:26 WIB
Wabah PMK 'Menggila', Sebanyak 1.076 Sapi di Mojokerto Terinfeksi
Warga Desa Suru, Dawarblandong, Mojokerto, merawat sapinya yang terpapar virus PMK.[SuaraJatim/Zen Arifin].

SuaraJatim.id - Jumlah hewan ternak sapi yang terinfeksi virus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Kabupaten Mojokerto melonjak drastis. Tercatat sebanyak 1.076 ekor sapi yang terjangkit virus ini.

Berdasarkan data Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto hingga Jumat (13/5) ada sebanyak 1.076 ekor sapi yang tersebar di 91 desa dari 18 kecamatan yang terjangkit PMK. Dari jumlah itu, sebanyak 14 ekor sapi yang mati akibat virus Foot and Mouth Disease ini.

Sedangkan sebaran sapi terinfeksi PMK terbanyak berada di wilayah perbatasan, seperti di Kecamatan Dawarblandong 264 ekor dengan angkat kematian 5 ekor. Kemudian di Kecamatan Pacet 114 ekor dan sapi yang mati 2 ekor.

Selanjutnya di Kecamatan Kutorejo, jumlah sapi yang terpapar virus PMK sebanyak 105 ekor dan 5 ekor sapi mati. Sementara untuk jumlah sapi yang dinyatakan sembuh baru mencapai 88 ekor atau hanya 8,2 persen dari jumlah sapi yang terpapar virus PMK.

Baca Juga:Braakk! Pemotor Tabrak Pagar di Jalan Raya Trawas Mojokerto, Korban Tewas Akibat Kepala Terluka Parah

Berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Mojokerto untuk menekan angka penyebaran virus PMK ini. Selain melakukan penutupan sementara 6 pasar hewan dan penyemprotan disinfektan, petugas juga melakukan penyuntikan antibiotik dan vitamin kepada sapi-sapi yang terpapar virus.

"Setiap hari, tim dari Disperta melaksanakan sosialisasi ke peternak untuk menjaga kebersihan kandang. Karena daya tahan virus di kandang yang lembab dan kotor lebih lama, sekitar 60 hari," kata Tim Dokter Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Kesehatan Hewan Diperta Kabupaten Mojokerto, Nurul Hidayah.

Tak hanya itu, Pemkab Mojokerto juga menggandeng Polres Kota (Polresta) Mojokerto untuk mencegah transmisi penyebaran virus lebih luas di wilayah utara sungai Brantas. Mengingat jumlah hewan sapi yang banyak terinfeksi berada di wilayah perbatasan Kabupaten Mojokerto.

Kapolresta Mojokerto AKBP Rofiq Ripto Himawan mengungkapkan, pihaknya akan melakukan penyekatan di wilayah-wilayah perbatasan untuk memantau mobilisasi keluar masuknya hewan sapi ke wilayah Mojokerto. Ini tak lain untuk menekan penyebaran virus PMK semakin meluas.

"Saya sudah perintahkan empat Kapolsek di wilayah utara sungai Brantas, untuk mengambil langkah-langkah kemudian mengoptimalkan Babinkamtibmas untuk mengandeng Babinsa dan kepala desa untuk mengidentifikasi sapi-sapi yang dimasukan di wilayah Mojokerto," kata Rofiq.

Baca Juga:Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati soal Wabah PMK pada Ratusan Ternak: Kita Coba Ambil Tindakan Cepat

Disisi lain Rofiq juga meminta kepada warga yang memiliki ternak sapi untuk tidak terprovokasi berita hoaks yang menyebut harga sapi terpapar PMK nantinya akan jatuh. Sehingga warga panik dan berbondong-bondong melakukan penjualan hewan ternak milik mereka dengan harga yang jauh lebih rendah.

"Ini akan merugikan dari warga masyarakat sendiri. Karena hasil dari evaluasi, bahwa selama 14 hari dilakukan perawatan, kalau istilahnya dulu isolasi mandiri untuk yang terkena virus (Covid-19), ini hasilnya signifikan, sapinya membaik, yang tadinya terpapar PMK bisa sehat, sembuh seperti sebelumnya," ucapnya.

Untuk itu, Rofiq mengimbau kepada warga pemilik ternak sapi untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah desa, Babinkamtibmas dan Babinsa serta mengikuti anjuran yang diberikan petugas Disperta. Diantaranya melaporkan sejak dini jika ditemukan indikasi sapi terpapar virus PMK.

"Kemudian memperhatikan kebersihan kandang, mengikuti vaksinasi, menambahkan vitamin yang dianjurkan. Baru kalau sapi sudah dalam kondisi sehat kita bantu untuk proses penjualan kalau memang itu kegiatan rutin masyarakat yang melakukan jual beli sapi," jelas Rofiq.

Perwira tinggi polisi ini berharap standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan bisa berjalan maksimal. Sehingga penyebaran virus PMK bisa terus ditekan, dan angka kesembuhan sapi yang terjangkit virus menular ini bisa semakin meningkat.

"Namun alangkah baiknya jika dari dinas-dinas terkait di Kota/Kabupaten Mojokerto bisa menerbitkan sertifikasi ternak bebas penyakit PMK," tukas Rofiq. 

Kontributor : Zen Arivin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini