Tak Ada Penanganan dari Dinas, Peternak di Magetan Resah Akhirnya Suntik Sendiri Sapinya Gegara PMK

Peternak di Magetan ini resah sebab wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kian mengkhawatirkan. Apalagi, sejauh ini belum ada bantuan dari Dinas Peternakan dan Perikanan.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 10 Juni 2022 | 18:27 WIB
Tak Ada Penanganan dari Dinas, Peternak di Magetan Resah Akhirnya Suntik Sendiri Sapinya Gegara PMK
Seorang peternak di Magetan menyuntik sendiri sapinya [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Peternak di Magetan ini resah sebab wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kian mengkhawatirkan. Apalagi, sejauh ini belum ada bantuan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Setempat.

Sampai akhirnya, peternak bernama Toha Maksum itu memutuskan menjual dan menyembelih paksa sapinya. Kemudian beberapa lagi disuntik sendiri. Demikianlah kondisi yang dialami Toha, peternak warga RT 10 RW 04, Dukuh Dagung Desa Janggan Kecamatan Poncol.

Toha bercerita, sudah dua pekan ini sapinya terjangkit PMK. Sebanyak 21 ekor sapi di kandang suspect. Dia sampai memilih menjual tujuh ekor sapi dengan bobot lebih dari 700 kilogram dan dipotong paksa.

Beruntung, ada beberapa sapi yang sembuh total. Namun ada juga yang masih membutuhkan penanganan. Mirisnya, selama dua pekan itu Ia melapor ke Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan, namun yang ada hanya sebatas sosialisasi saja.

Baca Juga:Cegah Penyebaran Virus PMK, Pemkot Kediri Perpanjang Lockdown Pasar Hewan Dua Pekan ke Depan

Sementara untuk penanganan dari dinas terkait nihil. Misalnya suntik vaksin atau pemberian obat atau penanganan lainnya. Sampai akhirnya tujuh ekor sapi dijual dan dipotong selama dua pekan ini. Terakhir sapi jenis Peranakan Ongole (PO) jantan berbobot 1.020 kilogram dia jual pada Kamis (9/6/2022).

Sapi itu awalnya sempat ditawar Rp 120 juta ketika masih sehat. Namun, karena terjangkit PMK, dia terpaksa menjualnya. Sapi itu tak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri. Karena tidak tega melihatnya, dia pun menjual sapinya ke salah satu jagal dan hanya laku Rp 35 juta.

Kondisi sapi putih itu sempat viral di media sosial, sapi tersebut masih hidup namun karena tergeletak banyak mengira sapinya sudah mati.

“Sejak awal sapi di kandang saya kena, tidak ada pihak dinas peternakan yang datang. Mereka hanya memberikan sosialisasi di kantor desa Janggan kapan hari itu. Setelah itu juga tidak ada yang datang ke kandang saya. Saya obati sendiri, saya beli obat sudah habis Rp 8 juta,” kata Toha dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Jumat (10/6/2022)

Dia mengungkapkan untuk obat-obatan dan vitamin, dia membeli secara mandiri di toko online. Harganya bervariasi, terakhir dia membeli seharga Rp 275 ribu per botol dengan kebutuhan sehari untuk seluruh sapinya butuh empat botol.

Baca Juga:Harga Sapi di Pasar Hewan Pamekasan Madura Anjlok Sampai Jutaan Rupiah Gara-gara Wabah PMK

Bahkan, dia terpaksa menyuntik sendiri sapinya karena tak mendapatkan respon penanganan dari dinas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini