SuaraJatim.id - Drama perseteruan Marshel atau Pesulap Merah dengan Pendiri Padepokan Nur Dzat Sejati di Blitar Jawa Timur (Jatim), Samsudin atau yang dipanggil Gus Samsudin Jadab viral di media sosial.
Pertikaian keduanya memancing perhatian netizen di berbagai platform media sosial. Lalu banyak warganet yang penasaran dengan sosok Gus Samsudin Jadab ini. Siapa dia sebenarnya dan putra dari kiai mana kok dipanggil gus.
Perseteruan ini dipicu Pesulap Merah yang menantang Gus Samsudin untuk membuktikan kesaktiannya. Sebab Gus Samsudin di Kanal Youtubenya juga kerap mengunggah video menyembuhkan orang sakit dan bertarung dengan makhluk gaib.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan kontributor Suara.com, Gus Samsudin Jadab memiliki nama asli Samsudin. Ia mendirikan padepokan bernama Nur Dzat Sejati yang berlokasi di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Samsudin bukan orang asli Rejowinangun. Dia merupakan pendatang dari Lampung. Tidak ada yang mengetahui latar belakang orang tua Samsudin ini hingga kemudian dia dipanggil Gus oleh pengikutnya.
Panggilan Gus--bagi kalangan warga Nahdlatul Ulama NU pada umumnya digunakan untuk memanggil anak kiai yang memiliki pondok pesantren. Meskipun di daerah lain, panggilan Gus ini sebagai bentuk penghormatan untuk memanggi orang yang lebih tua.
“Latar belakang orang tuanya saya tidak tahu. Dia pendatang dari Lampung,” kata Kades Rejowinangun Bhagas Wigasto ketika ditemui di kantornya, Jumat (29/7/2022).
Menurut cerita masyarakat sekitar, orang tua Samsudin bernama Towo dan Tugiyem. Awal mula sebelum mendirikan padepokan, Samsudin adalah seorang pedagang rongsokan atau besi tua di Rejowinangun.
Bisnis ini berkembang pesat meski di beberapa waktu ia pernah gesekan dengan masyarakat setempat karena bau yang ditimbulkan oleh tumpukan rongsokan tersebut.
Baca Juga:Profil Pesulap Merah yang Bongkar Ilmu Gus Samsudin
Lama berselang, Samsudin kemudian membentuk sebuah kelompok sholawatan Al Laduni. Di situ ia memiliki beberapa pengikut. Kegiatan yang dilakukan Samsudin dan kelompoknya ialah olah kanuragan ilmu kebal bacok.
Setelah itu ia beralih ke dunia pengobatan alternatif yang membesarkan namanya setelah dijadikan konten di Kanal Youtubenya.
Samsudin kemudin mendirikan Padepokan Nur Dzat Sejati di Rejowinangun. Pantauan di lapangan, padepokan tersebut berdiri di lahan lebih kurang dua hektare dan dijaga oleh beberapa orang di pintu masuknya.
“Kalau pengikutnya saya pastikan tidak ada orang asli Rejowinangun. Kalau pun ada, itu adalah pendatang yang kemudian membuat KTP di Rejowinangun. Ndak ada orang sini yang jadi pengikutnya,” ujar Bhagas.
Padepokan Nur Dzat Sejati yang didirikan Samsudin berusia masih muda. Kira-kira baru sekitar tiga tahun berdiri. Perkembangannya cukup pesat didukung dengan sejumlah konten pengobatan yang ia unggah di YouTube miliknya.
Samsudin sendiri memiliki dua orang istri. Istri keduanya merupakan mantan penyanyi Liga Dangdut Indosiar bernama Yuni. Dengan dua istrinya, Samsudin dikaruniai total empat orang anak. Dengan istri pertama ia dikaruniai 3 orang anak dan baru satu putra hasil pernikahan dengan istri kedua.
Kabar yang beredar pengobatan yang dilakukan Gus Samsudin tak berbayar. Pasien hanya memberikan mahar seikhlasnya. Namun demikian pasien diminta untuk membeli sejumlah pendukung kesembuhan diantaranya tasbih dan obat alternatif tertentu dengan harga yang cukup lumayan.
Kontributor : Farian