Blak-blakan Gus Samsudin, Berawal dari Pengepul Barang Bekas hingga Jadi Pemimpin Padepokan

Saat itu Denny Sumargo bertanya mengenai gelar "gus" yang diembannya. Lantas menjawab jika ia hanyalah orang biasa.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 12 Agustus 2022 | 16:41 WIB
Blak-blakan Gus Samsudin, Berawal dari Pengepul Barang Bekas hingga Jadi Pemimpin Padepokan
Gus Samsudin di podcast Denny Sumargo. [tangkapan layar YouTube]

SuaraJatim.id - Pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati di Blitar, Jawa Timur Gus Samsudin blak-blakan mengungkapkan profesinya dulu sebelum membuka tempat pengobatan. Rupanya, ia dulunya adalah seorang pengepul barang bekas.

Hal itu terungkap saat ia menjadi tamu di podcast Denny Sumargo. 

Saat itu Denny Sumargo bertanya mengenai gelar "gus" yang diembannya. Lantas menjawab jika ia hanyalah orang biasa.

"Saya memang seorang pengepul barang bekas, saya bukan siapa-siapa. Saya bukan kyai, saya bukan ulama dan saya bukan orang yang sakti, saya orang biasa," ujarnya.

Baca Juga:Dituduh Cuma Cari Panggung, Pesulap Merah: Risikonya Besar, Mending Saya Bikin Konten Pura-Pura

Gus Samsudin [YouTube Denny Sumargo]
Gus Samsudin [YouTube Denny Sumargo]

Ia mengatakan, dirinya menjadi pengepul barang bekas waktu keluar dari pondok pesantren.

"Saya benar-benar dari keluarga yang nol. Saya dulu pulang dari pesantren terus saya ditempatkan di Blitar. saya itu bukan hanya sekedar membeli tapi saya mencari barang bekas," lanjutnya.

Denny Sumargo pun bertanya soal bagaimana  awal mula ia mulai mendirikan padepokan yang berfungsi sebagai tempat pengobatan. 

Ia bercerita, hal itu bermula ketika dirinya tak sengaja membantu orang yang tengah kesurupan.

"Ketika keluar dari pondok, ketika itu saya mencari barang bekas, bertemu dengan orang yang kesurupan. Tidak sengaja melakukan sebisa saya," ceritanya.

Baca Juga:Gus Samsudin Menyerahkan Bukti Laporannya ke Polda Jatim

"Ndelalah (tak disangka) orang itu sembuh. Dilihat banyak orang, akhirnya mengira saya itu sakti," akunya.

Karena banyak orang yang melihat, sejak saat itu lah banyak orang yang datang ke dirinya. Karena banyak orang datang, ia pun melakukan pengobatan sesuai apa yang ia bisa.

"Dimulai tahun 2010 sampai sekarang. kalau dihitung yang datang itu sudah jutaan," ujarnya.

Karena orang yang datang semakin hari semakin banyak, setidaknya per hari lebih dari 100 orang, ia pun meminta nasihat orang yang ngerti hukum. Tujuannya, untuk bertanya apakah ia bisa membuka sebuah tempat seperti yayasan. 

"Bagaimana, apa yang saya lakukan ini tidak bertentangan dengan hukum. Akhirnya membuat yayasan atau padepokan dimulai tahun 2020," katanya.

Gus Samsudin juga mengaku jika apa yang dilakukannya hanya sebagai perantara antara pasien dengan yang di atas. 

"Saya hanya menjadi perantara, sembuh atau tidak terserah Allah," imbuhnya.

Denny Sumargo pun bertanya terkait pengenaan biaya saat datang ke pengobatannya. 

Ia pun berkilah jika pihaknya mematok tarif untuk para pasiennya.

Hanya saja, lanjutnya, dari yayasan memang ada dana buat desa.

Kontributor : Fisca Tanjung

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini