SuaraJatim.id - Kendati belum ada literatur sejarah mencatat sosok Mbah Kapiludin, namun warga di Putat Jaya di kawasan eks lokalisasi Dolly percaya kalau Ia merupakan tokoh agama.
Mbah Kapiludin dipercaya sebagai salah penyebar agama Islam di Putat Jaya. Ia masih berhubungan dengan Sunan Ampel, Mbah Karimah Kembang Kuning. Hal ini bahkan disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Di sini ada makamnya Mbah Kapiludin di sebelahnya lapangan futsal. Ternyata Dolly ini (dahulu) tempat berkembangnya Islam," katanya kemarin, Senin (29/08/2022).
"Ada makam penyebar agama Islam yang luar biasa dan ini sejarahnya berhubungan dengan Sunan Ampel dan Mbah Karimah, Kembang Kuning," ujarnya menambahkan.
Baca Juga:Makam Mbah Kapiludin di Gang Dolly Surabaya, Eri Cahyadi: Ini Dulu Tempat Berkembangnya Islam
Salah satu tokoh masyarakat di Putat Jaya, Abah Petruk, mengatakan makam Mbah Kapiludin ini sejak dulu sering diziarahi masyarakat, terutama warga setempat yang memiliki hajat atau keinginan.
"Orang punya hajat sering mengadakan acara selamatan (kirim doa) di sini. Dulu yang punya lahan di sini sebelum meninggal saya sering dipanggil untuk acara pimpin doa selamatan," ungkap dia .
Abah Petruk yang juga menjadi Ketua Takmir masjid setempat mengaku sempat melakukan istikhoroh di makam Mbah Kapiludin. Itu dilakukannya untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT agar mengetahui siapa sosok dari Mbah Kapiludin tersebut.
"Saya coba istikhoroh di sini ketemu orangnya, pakai blangkon. Beliau bilang saya Mbah Kapiludin, keturunan Mbah Karimah. Bilang itu saja kemudian hilang. Tidak tahu itu cucu atau cicit, tapi bilang masih ada garis keturunan Mbah Karimah, Kembang Kuning," cerita Abah Petruk.
Sementara itu, Camat Sawahan Kota Surabaya, M Yunus menambahkan, meski belum ada catatan secara tertulis, namun dari informasi awal, Mbah Kapiludin merupakan sesepuh atau babat alas di kawasan Putat Jaya.
Baca Juga:Subhan Faidasa Bertahan di Pendekar United, Netizen: Makin Ngeri Duetnya Bareng Ricardinho
"Informasi awal yang kita dapat, Mbah Kapiludin ini masih keturunan Mbah Karimah, Kembang Kuning," kata Yunus.
Bahkan di tahun 1965, kata Yunus, makam Mbah Kapiludin sudah diziarahi oleh masyarakat setempat. Maka menurutnya, tidak ada salahnya jika pemkot melakukan perbaikan makam Mbah Kapiludin.
"Kalau tahun 1965 sudah diziarahi, berarti ini kan seng (yang) babat alas. Karena dulu kawasan ini bong semua. Kan tidak ada salahnya kita menghormati sesepuh yang babat alas di sini," katanya.