Kericuhan Mewarnai Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM di Jombang

Kericuhan ini terjadi saat belasan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di halaman kantor DPRD Jombang.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 01 September 2022 | 15:42 WIB
Kericuhan Mewarnai Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM di Jombang
Demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di Jombang, Kamis (1/9/2022). [SuaraJatim/Zen Arivin]

SuaraJatim.id - Demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jombang diwarnai aksi kericuhan. Belasan mahasiswa terlibat aksi dorong dengan petugas kepolisian.

Kericuhan ini terjadi saat belasan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di halaman kantor DPRD Jombang. Bermula sejumlah peserta aksi yang membawa ban. Namun, ban yang hendak dibakar tersebut lebih dulu diamankan pihak kepolisian.

Meski sudah dirampas, akan tetapi massa aksi tetap membakar sejumlah poster, pakaian, hingga barang bawaan lainnya. Akibatnya, arus lalulintas setempat sempat terjadi kemacetan hingga dilakukan penutupan sementara oleh pihak kepolisian.

Pembakaran itu cukup berlangsung lama, sehingga sempat terjadi gesekan saling dorong-dorongan antara mahasiswa dengan pihak kepolisian. Polisi meminta agar para mahasiswa untuk berkumpul di halaman Mapolres Jombang.

Baca Juga:Pemerintah Masih Mengkalkulasi Kenaikan Harga BBM Jenis Solar dan Pertalite

Namun para mahasiswa bersiteguh untuk enggan diseret ke Mapolres Jombang. Karena kalah jumlah, para mahasiswa ini pun kemudian mengalah dan bergeser ke depan Mapolres Jombang.

"Kami tidak tau juga, kenapa kami yang tadi aksinya di depan kantor DPRD, lalu kami didorong oleh bapak-bapak polisi ke sini," kata salah seorang peserta aksi, Abdul Hasan saat ditemui di Mapolres Jombang, Kamis (1/9/2022).

Hasan mengatakan, aksi demonstrasi yang dilakukan belasan mahasiswa ini sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM. Yakni BBM jenis pertalite dan solar yang selama ini disubsidi oleh pemerintah.

"Kami sebagai mahasiswa di sini, semuanya menuntut bahwasanya jangan sampai pemerintah menaikkan harga BBM. Karena sudah banyak dampak perekonomian sebagai rakyat di sini, tapi pemerintah di sana enak-enak saja senyam-senyum di kursi," ujarnya.

Para mahasiswa menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi hanya akan menyengsarakan rakyat. Untuk itu, Hasan mendesak pemerintah menggagalkan rencana tersebut, dan tetap menstabilkan harga BBM maupun barang pokok kebutuhan masyarakat di bawah.

Baca Juga:Warga Rela Antre Berjam-jam di SPBU, Ternyata BBM Tak Jadi Naik: Kena Prank Deh!

"Tawaran solusi dari kami hanya meminta pemerintah untuk mengerti masyarakat yang di bawah. Jangan sampai ada aturan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, apalagi sampai disengsarakan dengan mahalnya semua barang," katanya.

Para mahasiswa ini pun mengancam, jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM, ia mengaku akan kembali melakukan aksi lebih besar daripada sebelumnya ini. Bahkan ia bakal menggalang kekuatan mahasiswa di Jombang yang lebih besar.

"Untuk kedepannya kami akan melakukan aksi kembali besar-besaran, ketika pemerintah tetap memaksa untuk menaikkan harga BBM tersebut. Jadi tunggu nanti aksi kami yang akan berjilid-jilid ini," tukas Hasan. 

Kontributor : Zen Arivin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini