Kaolin merupakan massa batuan yang kemudian tersusun dari material lempung berkandungan besi rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.
Temuan yang lain dalam eskavasi ini adalah ditemukannya ukel. Ukel sendiri biasanya dipakai di sudutan-sudutan atap rumah.
"Biasanya di sudutan-sudutan atap rumah. Biasanya atap berbentuk limas, itu sudutannya terdapat ukel," katanya.
Lebih lanjut, ia mengemukakan, jika situs Watesumpak bukan pemukiman warga biasa karena ditemukan belokan di sebelah selatan yang mirip pagar. Sehingga ia menduga pemukiman di Situs Watesumpak merupakan pemukiman kalangan elite bangsawan.
Baca Juga:Pemkab Jombang akan Perpanjang Durasi Ekskavasi Situs Pandegong
"Data ini masih kita dapatkan dengan pembanding dengan relief di museum Pusat Informasi Majapahit (PIM) itu pola pemukimannya di dalam sebuah pagar, lalu di dalamnya ada pembagian ruang, ada rumah-rumah begitu, dia masuknya lewat gapura, kalau zaman sekarang bisa dilihat di pemukiman yang ada di Bali."
Dengan adanya temuan model bangunan tersebut, sebenarnya menjadi pembeda dalam konteks pemukiman di masa Kerajaan Majapahit.
"Hal ini membedakan antara pemukiman orang biasa dengan bangsawan. Dalam kitab Negarakertagama itu pemukiman warga biasa kan berbanjar, jadi tidak punya pagar. Kalau yang punya pagar. Kalau yang punya pagar itu bisa keraton, puri, bisa pemukiman bangsawan, atau kerabat keraton," jelasnya.