Bacaan, Arti dan Tafsir Lengkap Surat Al Hujurat Ayat 13 yang Dibaca Ghanim Dalam Pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar

Pesan dalam Surat Al Hujurat Ayat 13 menjadi sorotan dunia setelah dibacakan oleh Ghanim AL-Muftah, seorang pria difabel yang didapuk menjadi duta Piala Dunia 2022 Qatar.

Muhammad Taufiq
Senin, 21 November 2022 | 09:17 WIB
Bacaan, Arti dan Tafsir Lengkap Surat Al Hujurat Ayat 13 yang Dibaca Ghanim Dalam Pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar
Ilustrasi Alquran al-Karim.[Pixabay.com]

SuaraJatim.id - Pesan dalam Surat Al Hujurat Ayat 13 menjadi sorotan dunia setelah dibacakan oleh Ghanim AL-Muftah, seorang pria difabel yang didapuk menjadi duta Piala Dunia 2022 Qatar.

Ghanim membacakan penggalan surat Alquran ini saat tampil dalam pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar bersama artis Hollywood Morgan Freeman di Stadion Al Bayt, Minggu (20/11/2022) malam.

"Y ayyuhan-nsu inn khalaqnkum min akariw wa un wa ja'alnkum syu'baw wa qab`ila lita'raf, inna akramakum 'indallhi atqkum, innallha 'almun khabr.."

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

Baca Juga:Ghanim Al Muftah, Pria Difabel Dalam Pembukaan Piala Dunia 2022 Ternyata Juga Pengusaha Ice Cream

Demikian bunyi pesan dalam surat Al Hujurat yang dibacakan Ghanim. Morgan Freeman merespon dengan penuh senyuman atas pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya itu.

Morgan turut menimpali apa yang disampaikan oleh Ghanim Muftah itu. "Emosi yang menyatukan kita semua saat ini," kata Morgan Freeman, seperti dilihat dalam tayangan resmi Piala Dunia 2022.

Lalu bagaimana penjelasan surat Al Hujurat ini?

Surat Al Hujurat ini merupakan surah ke-49 dalam Alquran. Surah ini terdiri dari 18 ayat dan termasuk kedalam golongan surah madaniyah atau surat yang turun setelah Rasulullah Muhammad SAW hijrah ke Madinah.

Ada beberapa tafsir ulama terkait surat ini. Namun dalam tafsir Kementerian Agama RI, ayat itu menjelasakan tata krama pergaulan orang-orang yang beriman. Ayat ini beralih menjelaskan tata krama dalam hubung-an antara manusia pada umumnya.

Baca Juga:Merinding! Surat Al-Hujurat Bergema di Piala Dunia 2022

Karena itu panggilan ditujukan kepada manusia pada umumnya. "Wahai manusia!" Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam dan Hawa.

Semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan sa-ling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya.

Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.

Karena itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari ilmu-Nya.

Kemudian terkait asbabun nuzulnya atau sebab turunnya ayat, diriwayatkan oleh Abu Daud, bahwa Nabi meminta kepada Bani Bayadhoh untuk menikahkan salah seorang putrinya dengan Abu Hind, yang pekerjaan sehari-harinya adalah tukang bekam.

Akan tetapi mereka enggan melakukannya karena Abu Hind adalah bekas budak mereka. Sikap mereka ini keliru dan ditegur dengan turunnya ayat, Artinya: "Hai manusia, sesunguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal." (al-Hujurat: 13).

Ada riwayat lain yang menyatakan bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan Usaid ibn Abi al-Ish yang berkomentar ketika mendengar Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan di Ka’bah.

Menurutnya Bilal tidak pantas adzan di Ka’bah, karena ia adalah bekas budak dan memiliki warna kulit yang sangat hitam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini