Arif pun sama dengan lima orang rekannya itu, mereka memiliki keinginan bisa mendapatkan keringanan hukuman dan lekas keluar dari Lapas Kelas II B Mojokerto. Dengan harapan, kedepan para narapidana ini bisa mendirikan usaha handbag sendiri.
"Bisa membuat usaha sendiri, kalau bisa punya home industri buat tas, sandal, sepatu seperti itu," tukas Arif.
Produktifitas para narapidana ini tak lantas tanpa kompensasi. Sebab, pihak Lapas Kelas II B Mojokerto memang membagi hasil penjualan produk dengan para warga binaan. Besarannya pun cukup lumayan, mencapai 35% dari hasil laba bersih penjualan.
"Mereka dapat 35% dari hasil bersih penjualan produk. Ini bisa jadi motivasi mereka untuk tetap percaya diri dalam bekerja, atau usaha nantinya saat sudah bebas," kata Kasubsi Kegiatan Kerja Didik Harianto.
Baca Juga:Hotman Paris Turun Tangan, Keponakan Di-KDRT Suami, Polisi Jebloskan Hapsan ke Tahanan
Didik menyatakan, para napi yang beraktivitas di bengkel kerja Lapas Kelas II B Mojokerto merupakan warga binaan yang sudah mendapatkan pelatihan. Ia pun mengaku bangga lantaran para warga binaan ini mampu bangkit meski dalam masa hukuman.
"Semoga mereka bisa terus bangkit dan berkarya. Untuk penjagaan kita tetap, jadi meskipun leluasa beraktivitas tapi tetap kita lakukan pemeriksaan saat keluar masuk sel," kata Didik.
Kontributor : Zen Arivin