9 Rumah Adat di Jawa Timur, dari Joglo Hingga Limasan

Jawa Timur kaya akan budaya, mulai dari tarian hingga rumah adat. Banyak macam rumah adat dengan bentuk berbeda-beda.

Baehaqi Almutoif
Kamis, 07 Desember 2023 | 14:00 WIB
9 Rumah Adat di Jawa Timur, dari Joglo Hingga Limasan
Wisatawan menikmati suasana di griya ekologi rumah adat suku osing di Kelir, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (19/1). Rumah ekologi itu, dibangun untuk sarana edukasi mengenal lingkungan dan budaya seperti rumah adat suku osing yang tahan guncangan gempa. Antara Jatim/Budi Candra Setya/zk/18.


SuaraJatim.id - Jawa Timur kaya akan budaya, mulai dari tarian hingga rumah adat. Banyak macam rumah adat dengan bentuk berbeda-beda.

Mungkin banyak yang mengira rumah adat di Jawa Timur, yakni Joglo. Padahal banyak macamnya. Setiap suku memiliki rumah adat dengan ciri khas masing-masing. Mayoritas suku yang mendiami Jawa Timur, di antaranya, Jawa, Madura, Osing, Bawean, dan Tengger.

Berikut ini macam-macam rumah adat yang ada di Jawa Timur dirangkum dari sejumlah sumber:

1. Joglo Situbondo

Baca Juga:Suku Tengger Mengukuhkan Gubernur Khofifah Sebagai Warga Kehormatan

Kebanyakan rumah adat di Jawa ialah Joglo. Rumah adat ini juga ada di Jawa Timur, salah satunya Joglo Situbondo.

Rumah joglo ini berbeda dengan Jawa Tengahan. Joglo Situbondo memiliki ciri khas dengan kesedarhanaannya dan cita rasa seni tinggi dengan bentuk yang tidak terlalu besar.

Layaknya rumah joglo, kental dengan filosofi Jawa. Sesuai namanya rumah adat ini banyak dijumpai di Situbondo. Selain juga di wilayah Ponorogo.

2. Joglo Sinom

Rumah Joglo Sinom sering juga ditemukan di beberapa daerah di Jawa Timur. Ciri khas dari rumah adat ini memiliki 36 tiang, empat di antaranya merupakan saka guru. Masing-masing sisinya terbaru menjadi tiga bagian dengan satu bubungan.

Selain itu, juga adanya teras untuk untuk setiap sisi bangunan. Tujuannya untuk diskusi atau silaturahmi.

3. Joglo Jompongan

Rumah adat joglo satu ini terkesan sederhana jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Tidak terlalu banyak hiasan pada bagian atapnya.

Ciri khas dari Jompongan memiliki atap bersusun dua dan berhias bumbungan atap memanjang kanan dan kiri. Rumah ini juga menggunakan dua buah pengerat dan memiliki denah bujur sangkar yang dianggap sebagai bentuk dasar joglo.

4. Rumah Adat Osing

Suku Osing banyak mendiami wilayah Banyuwangi. Karenanya, rumah adat Osing banyak dijumpai di daerah tersebut.

Rumah ini memiliki tiga desain, Tikel Balung (4 rab atap), Baresan (3 rab atap), dan Crocogan (2 rab atap). Semuanya memiliki pembagian ruang yang sama dengan 4 ruang, ampuer (teras untuk tamu), hek atau baleh (pembatas antara ruang publik dan privasi), jerumah (ruang tengah yang rahasia), dan pawon (dapur untuk memasak).

5. Rumah Adat Suku Tengger

Salah satu rumah adat Suku Tengger yang bisa dijumpai di wilayah Desa Ranupani, Kabupaten Lumajang.

Suku Tengger banyak mendiami kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Rumah adat Suku Tengger memiliki ciri utama berupa struktur tidak bertingkat, bukan jenis rumah panggang, dan dibuat dari papan atau batang kayu. Atapnya tinggi dengan satu atau dua jendela.

6. Rumah Adat Dhurung

Rumah adat Dhurung banyak ditemukan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Rumah ini berbentuk ghubuk tanpa dinding, terbuat dari bambu/kayu, dengan atap dari rumbai daun pohan dihiasi seni ukir indah.

Dhurung dilengkapi dengan jhelepang, jepakan untuk melindungi tanaman padi dari tikus ditempatkan di depan atau samping rumah. Dhurung besar digunakan untuk lumbung padi dan kegiatan lainnya.

7. Limasan Trajumas

Rumah limasan mirip dengan joglo. Rumah ini lebih sederhana dengan 6 tiang yang membaginya menjadi dua rong rongan. Ciri khas Rumah Adat Trajumas memiliki 4 sisi atap.

Kontruksi rumah ini cukup unik yang memungkinkan penggabungan dengan bentuk modern untuk bungalow atau gazebo.

8. Limasan Trajumas Lawakan

Rumah ini perkembangan dari Limasan Trajumas, hanya ada penambahan emper di sekilingnya. Sudut kemiringan emper berbeda dengan atap pokok, ada dua rong rongan karena masih ada tiang tengah, atap empat sisi yang bersusun dua, satu bubungan sebagai titik temu dan 20 tiang utama.

9. Limasan Lambang Sari

Sisi berbeda dari Limasan Lambang Sari aialah kontruksi atap dengan balok penyambung atap berujung dan atap panganggap.

Rumah ini memiliki 16 tiang, atap 4 sisi, dengan susunan dua buah atap karena ada renggangan di antara keduanya. Bangunan ini memiliki satu bubungan yang menghubungkan keempat sisi atap, menggunakan pondasi umpak dengan purus di bagian tengah tiang bawah untuk menguncir tiang atau kolom.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini