SuaraJatim.id - Nasib sial dialami Tintin Susetyaningsih (57), Kepala Sekolah SDN Subo 03, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Uang puluhan juta rupiah dari tabungan ludes.
Kejadian tersebut bermula saat salah satu guru di sekolahnya mendapatkan telepon mengatasnamakan dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember pada Senin (18/12/2023).
Orang yang menelpon tersebut mengaku bernama Edi. Sang penelepon kemudian meminta untuk berbicara kepada kepala sekolah.
"Sangat jelas, penelpon itu katanya mau bicara sama kepala sekolah SDN Subo 03. Setelah saya angkat, katanya saya mendapatkan tunjangan kinerja (tukin). Saya percaya saja, karena kebetulan di Dispendik Jember memang ada yang namanya Pak Edi," ungkap Tintin dikutip dari Suara Indonesia--media partner Suara.com.
Baca Juga:Cinta Berujung Maut: Anak di Jember Bunuh Ibu Kandung Demi Laki-laki Pujaan
Setelah itu, terduga pelaku ini memberikan nomor yang disebutnya milik kepala dinas pendidikan. Titin diminta untuk menghubungi nomor tersebut.
"Saya hubungi dia juga membenarkan. Katanya, saya dapat tukin dan saya terlambat jika tidak cepat, saya diminta secepatnya menyiapkan berkas untuk pencairan," katanya.
Titin kembali diberi nomor oleh oknum yang mengaku sebagai kepala dispendik tersebut. Katanya, itu nomor pimpinan di atasnya.
"Katanya dari Dirjen. Setelah saya telpon, katanya saya akan dapat tunjangan kinerja kalau dirapel 75 jutaan. Tetapi ada biaya administrasi sebesar 25 persen dan harus ditransfer segera," ungkapnya.
Kepala Sekolah SDN Subo 03 diberi waktu hanya 20 menit untuk mentransfer uang 25 persen. "Jika tidak ditransfer, tukin saya akan dihapus. Makanya saya segera bergerak ke kota mencari mesin ATM," tegasnya.
Baca Juga:Tiara Andini Bikin Penonton Jember Heboh Usai Ucapkan Ini dalam Bahasa Madura
Awalnya, dia percaya dan mentransfer uang kepada rekening yang diberikan. Titik mentransfernya sebanyak tiga kali.
"Total ada Rp32.200.000. Saya menduga ini adalah penipuan. Karena saya seperti manut begitu saja," sambungnya.
Setelah itu, Titin baru sadar bahwa ada yang tidak wajar. Dari situlah muncul dugaan penipuan.
"Setelah saya konsultasi dengan beberapa teman, saya menduga itu penipu. Saya seperti terhipnotis dan tidak sadar. Mengikuti apa yang diperintahkan tanpa berfikir," ungkapnya.
Menyadari itu, Titin lantas mengonsultasikannya kepada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Dia mengaku menyimpan nomor rekening tersebut.
Ketua Aktivitas Pendidikan PGRI Jatim Ilham Wahyudi menduga peristiwa yang dialami Tintin merupakan modus penipuan yang mencatut Dinas Pendidikan Jember.
"Saya akan mencoba koordinasi dengan Kadispendik Jember. Tetapi, ini dugaan kuat penipuan yang mencatut nama pejabat," sebutnya.
Pihaknya mengimbau kepada kepala sekolah dan guru untuk waspada penipuan. Ilham meminta agar menelusuri terlebih dahulu kebenarannya sebelum mentransfer.
"Ditelusuri dulu kebenarannya. Dipastikan, itu benar apa tidak. Jangan langsung percaya," pintanya.
PGRI Jatim akan mengambil langkah hukum terkait peristiwa yang dialami oleh Titin. "Pasti akan muncul nanti identitas siapa pemilik rekening. Kami akan ambil langkah hukum, jika nanti ketahuan," ancamnya.