Harga Babak Belur, Petani Ubi di Magetan Merana

Petani ubi jalar di Desa Sambirobyong, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan merana.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:26 WIB
Harga Babak Belur, Petani Ubi di Magetan Merana
Ilustrasi ubi jalar.[Saulo Nulo/Pexels]

SuaraJatim.id - Petani ubi jalar di Desa Sambirobyong, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan merana. Harga turun hingga menyentuh Rp1.000 per kilogram.

Rusman, salah satu petani di Sambirobyong mengatakan, normalnya harga ubi per kilogramnya mencapai Rp2.500 sampai Rp3.500 per kilogram.

Dia mengaku dengan harga tersebut tidak bisa menutupi biaya produksi yang dikeluarkan.

“Ini adalah harga terendah yang pernah kami alami. Sebelumnya, harga terendah sekitar Rp2.500, dan bahkan bisa mencapai Rp3.500. Situasi ini sangat memberatkan,” ujar Rusman dilansir dari BeritaJatim--partner Suara.com, Selasa (8/10/2024).

Baca Juga:Disbun Jatim Bantu Bibit Wijen Unggul ke Petani Lamongan, Panen Raup Untung Lebih Banyak

Kondisi harga yang terbilang rendah tersebut membuat para petani kebingungan.

Biasanya, kata Rusman, bila harga normal pendapatan petani bisa menyentuh Rp30 juta. Namun, dengan harga yang anjlok, tahun ini hanya meraih Rp6 juta, jauh di bawah biaya produksi.

“Kami sangat berharap harga bisa naik setidaknya menjadi Rp2.000 per kilogram. Jika tetap Rp1.000, kami tidak bisa menutupi biaya produksi, apalagi mendapatkan keuntungan,” katanya.

Kepala Desa Sambirobyong, Karna menyebutkan warganya banyak yang menanam ubi jalar. Sdikitnya 70 hektar lahan di desanya ditanami tumbuhan tersebut.

“Tanaman sebenarnya tumbuh dengan baik, namun harga jualnya sangat tidak sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh petani, seperti biaya perawatan dan pembelian air untuk irigasi,” jelas Karna.

Baca Juga:Air Telaga Sarangan Menyusut 20 Persen, Bikin Pangling!

Karna menduga turunnya harga ubi jalar disebabkan panen raya yang membuat pasokan di pasaran melimpah.

“Kami berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga. Jika harga bisa kembali ke Rp2.000 per kilogram, setidaknya para petani masih bisa sedikit bernapas lega,” lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini