Puncaknya pada Senin dini hari, A menyerang ayahnya setelah terlibat cekcok. Belum diketahui bagaimana kronologinya.
Beberapa waktu lalu keluarga korban sempat mencari 'orang pintar' untuk mengobati pelaku A yang dikira kesurupan. Akan tetapi, tragedi sadir itu keburu terjadi.
Ahmad, salah seorang warga, mengatakan, keluarga sebenarnya sudah menyadari perubahan perilaku A. Bahkan, mereka sempat berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, berharap bisa menemukan solusi untuk pemuda yang sedang dalam kondisi tertekan itu.
Banyak isu yang beredar di tetangga, mulai dari depresi karena permintaan sepeda motornya tak kunjung dipenuhi, tekanan keluarga, hingga kecanduan game online. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mencari tahu motif pembunuhan.
Keluarga A dikenal orang mampu, dengan memiliki toko bangunan di desa mereka.
Baca Juga:Rekam Jejak Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi, Ternyata Penjual Mobil Bodong
Sementara itu, jenazah Haji Jen telah dibawa ke kamar mayat RSD dr Soebandi Jember. Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga Mojosari, sekaligus menjadi pengingat betapa pentingnya kesehatan mental di tengah tekanan hidup.