Kisah Ibnu, Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Dikira Hilang Ternyata Selamat

Kisah haru santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang dikira hilang di reruntuhan mushalla ternyata selamat. Basarnas perbarui data korban, 14 meninggal dunia dan 104 selamat

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 04 Oktober 2025 | 13:47 WIB
Kisah Ibnu, Santri Ponpes  Al Khoziny Sidoarjo yang Dikira Hilang Ternyata Selamat
Kepala Kantor Basarnas Surabaya Nanang Sigit menunjukkan titik penemuan korban di sektor A4 bangunan Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (4/10/2025). [ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin]
Baca 10 detik
  • Seorang santri bernama Ibnu yang dikira hilang ternyata selamat usai lari ke rumah temannya.
  • Total korban musibah mushalla ambruk di Ponpes Al Khoziny kini 14 meninggal dan 104 selamat.
  • Basarnas masih terus mencari 49 santri yang dilaporkan hilang, namun data tersebut belum akurat.

SuaraJatim.id - Di tengah duka mendalam atas tragedi runtuhnya mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, secercah kabar melegakan datang dari seorang santri bernama Ibnu.

Ia yang sebelumnya dilaporkan hilang dan dikhawatirkan tertimbun reruntuhan, ternyata ditemukan dalam kondisi selamat.

Kisah Ibnu menjadi drama tersendiri yang melegakan orang tuanya. Sang orang tua bahkan telah menanti dengan cemas di lokasi ponpes, menduga putra mereka menjadi salah satu korban yang terkubur material bangunan. Namun, takdir berkata lain.

Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa Ibnu berhasil menyelamatkan diri sesaat setelah mushalla ambruk. Dalam kepanikannya, ia berlari keluar pondok menuju rumah seorang rekannya tanpa sempat memberi kabar kepada keluarga.

Baca Juga:Update Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 7 Orang Masih Terjebak di Reruntuhan Bangunan

"Kemarin ada santri satu datang atas nama Ibnu, dia dilaporkan hilang oleh orang tuanya. Orang tuanya menunggu di sini, waktu anaknya datang baru kami update data yang selamat," kata Nanang dikutip dari ANTARA di Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025).

Kemunculan Ibnu pada hari Jumat (3/10) tak hanya mengakhiri kecemasan keluarganya, tetapi juga mengubah data jumlah korban selamat yang dicatat oleh tim SAR gabungan. Dengan ditemukannya Ibnu, jumlah korban selamat bertambah menjadi 104 orang.

Meski begitu, proses evakuasi terus diwarnai kabar duka. Hingga Jumat malam pukul 23:00 WIB, tim SAR kembali menemukan satu korban dalam kondisi meninggal dunia di sektor A4. Penemuan ini menambah total korban jiwa menjadi 14 orang.

"Jumlah total sekarang 118 orang, dengan rincian 14 meninggal dunia dan 104 selamat," tegas Nanang.

Proses Evakuasi dan Ketidakpastian Data

Baca Juga:Update Jumlah Korban Reruntuhan Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Satu Orang Meninggal Dunia

Saat ini, tim SAR gabungan masih berjibaku di lokasi kejadian. Fokus utama operasi adalah membuka akses di antara tumpukan material bangunan menggunakan alat berat seperti ekskavator untuk mempercepat penemuan korban.

Nanang menekankan bahwa penggunaan alat berat dilakukan dengan sangat hati-hati. Tujuannya bukan untuk merobohkan sisa bangunan, melainkan membuka jalan bagi tim evakuasi.

"Tujuan utama bukan merobohkan seluruh bangunan, melainkan membuka akses untuk mempercepat evakuasi. Kalau sudah ada tanda-tanda korban, proses akan langsung dihentikan untuk dilakukan evakuasi," ujarnya.

Tim SAR gabungan berusaha mengevakuasi korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. [Kantor SAR Kelas A Surabaya]
Tim SAR gabungan berusaha mengevakuasi korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. [Kantor SAR Kelas A Surabaya]

Di tengah upaya pencarian, tim SAR juga dihadapkan pada tantangan data. Masih ada laporan 49 santri yang belum diketahui keberadaannya. Namun, Nanang menyebut angka ini belum bisa dijadikan acuan pasti, berkaca dari kasus Ibnu.

"Seperti kemarin, ada laporan hilang, ternyata anaknya atas nama Ibnu asal Surabaya tidak berada di lokasi. Jadi angka 49 itu belum bisa dipastikan benar-benar akurat," tuturnya.

Operasi pencarian dan pertolongan dijadwalkan berlangsung selama tujuh hari sesuai standar operasional, namun bisa diperpanjang jika masih ada tanda-tanda keberadaan korban.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini