-
Gunung Semeru erupsi 11 kali dengan kolom abu hingga satu kilometer.
-
Status Gunung Semeru masih siaga dengan aktivitas letusan harian intens.
-
Warga diminta patuhi larangan aktivitas di zona rawan erupsi.
SuaraJatim.id - Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak 11 kali letusan dalam satu hari, Jumat (19/12/2025). Gunung tertinggi di Pulau Jawa yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur itu memuntahkan kolom abu setinggi hingga 1 kilometer di atas puncak.
Berdasarkan laporan resmi Pos Pengamatan Gunung Semeru erupsi, letusan pertama terjadi pada pukul 00.29 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 300 meter di atas puncak. Aktivitas vulkanik tersebut terus berlanjut hingga erupsi ke-11 yang tercatat pada pukul 07.34 WIB, dengan tinggi kolom letusan mencapai 700 meter di atas puncak.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, menjelaskan bahwa Gunung Semeru erupsi dengan intensitas tertinggi terjadi pada beberapa waktu tertentu.
“Letusan tertinggi terjadi saat erupsi pada pukul Gunung Semeru pada pukul 02.13 WIB, pukul 05.07 WIB dan 05.24 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak,” kata Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Menurutnya, aktivitas Gunung Semeru hingga kini masih didominasi oleh gempa letusan. Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut hampir setiap hari mengalami erupsi, sehingga statusnya tetap berada pada Level III atau Siaga. Kondisi ini membuat Gunung Semeru erupsi menjadi perhatian serius otoritas kebencanaan.
Seiring status siaga tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak sebagai pusat erupsi.
Selain itu, di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Area ini berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar yang dapat menjangkau hingga 17 kilometer dari puncak saat Gunung Semeru erupsi.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” ujar Liswanto.
Ia juga mengingatkan potensi awan panas guguran, aliran lava, serta lahar hujan di sejumlah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Daerah yang perlu diwaspadai meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, termasuk anak-anak sungai dari Besuk Kobokan. Dengan kondisi tersebut, masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana diimbau terus mematuhi rekomendasi resmi mengingat Gunung Semeru erupsi masih berpotensi berlanjut.