Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 20 Maret 2019 | 13:03 WIB
Petani Garam. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Meski musim panen garam sudah lewat, namun stok garam rakyat yang belum terserap di petani garam Sumenep Madura Jawa Timur masih ada sebanyak 50 ribu ton.

"Musim panen memang sudah lewat. Tapi dari produksi kemarin, masih ada sekitar 50 ribu ton garam yang belum terserap pabrikan," kata Ketua Paguyuban Petani Garam Rakyat Sumenep (Perras) Hasan Basri, Rabu (20/03/2019).

Hasan menduga tidak terserapnya garam rakyat oleh pabrik lantaran masuknya garam impor. Garam impor, diakui Hasan, selama ini menjadi pilihan pabrik karena kualitasnya yang lebih baik dan murah.

Akibatnya, Hasan menduga perusahaan enggan membeli garam lokal.

Baca Juga: Ongkir JNE Naik Hingga 19 Persen, Berlaku Mulai Besok

"Dugaan kami seperti itu. Biasanya pabrikan atau perusahaan dari Rembang datang ke centra produksi garam rakyat untuk melakukan pembelian. Tapi musim ini tidak ada.,” ujarnya.

Meski begitu, Hasan berharap agar persoalan tersebut disikapi serius oleh pemerintah dan para petani garam tidak menjadi korban.

"Kami berharap tidak ada impor garam, karena garam rakyat masih banyak yang menumpuk belum terserap," katanya.

Lebih lanjut, Hasan mengemukakan harga garam terus anjlok dalam beberapa bulan terakhir. Untuk tiap kilogramnya, garam rakyat dihargai antara Rp 900 hingga Rp 1.000.

"Berbeda dengan saat panen kemarin, harganya justru tinggi. Antara Rp 1.200 hingga Rp 1.500 per kg. Saat ini di saat stok garam tak sebanyak masa panen karena sekarang musim hujan, justru harganya rendah," ujarnya.

Baca Juga: KPK Yakin Hakim Vonis Terdakwa Advokat Lucas Sesuai Tuntutan Jaksa

Load More