SuaraJatim.id - Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menilai, rekonsiliasi antardua kubu pendukung kandidat sangat diperlukan, setelah Pilpres 2019 selesai. Bahkan, Ma'ruf berjanji akan merangkul seluruh pihak, termasuk rival politiknya jika nantinya terpilih bersama Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Menurut Kiai Ma'ruf, kalimat penutup Jokowi maupun Prabowo pada debat Pilpres putaran keempat, Sabtu (30/3/2019) lalu menunjukkan kesepahaman itu. Bahwa, keduanya sebagai calon presiden, termasuk dirinya dan Cawapres Sandiaga Uno, tetap bersahabat, meski bertarung di Pilpres.
"Karena itu, kita tetap bersahabat. Bahkan, kalau nanti kami istilahnya menang, akan kita rangkul semua, akan kita utuhkan lagi sebagai bangsa. Efek Pilpres akan kita hilangkan, dan kita bangun bersama-sama. Itu amanat," kata Ma'ruf di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (1/4/2019).
Mantan Rais Aam PBNU itu tak ingin pengelompokan di masyarakat terus meruncing, hanya karena berbeda pilihan politik. Kiai Ma’ruf Amin juga mengingatkan para elite, untuk menyampaikan pandangannya yang bersifat konstruktif, bukan menjadi pihak yang memicu permusuhan.
"Kita memang mencari kemenangan, pasti masing-masing ingin menang. Tetapi, tidak boleh mengobarkan permusuhan, perpecahan, dan perseteruan," katanya seperti dikutip Timesindonesia.com-jaringan Suara.com.
Wacana terkait rekonsiliasi sebenarnya sempat mencuat, ketika Kiai Ma'ruf menerima kedatangan Katib Aam PBNU, Yahya Staquf. Perbincangan keduanya itu didasari kegelisahan, lantaran adanya gejala masyarakat terbelah akibat perbedaan pilihan politik.
Meski belum merinci langkah rekonsiliasi, Kiai Ma'ruf dan Staquf sepakat membahas hal ini dengan serius sebelum kampanye selesai. "Ada sejumlah hal sangat mendasar yang beliau rasakan. Misalnya, adalah pentingnya membangun strategi ke arah rekonsiliasi yang harus dipikirkan sejak sekarang," kata Yahya saat itu.
Kiai Ma'ruf mengutarakan, niatnya jika terpilih bersama Jokowi, ia akan mengajak dialog kubu Prabowo dan duduk bersama membicarakan lima tahun ke depan.
"Supaya, nanti apapun hasilnya, dari kompetisi politik itu harus menjadi milik bersama. Itu yang menjadi pandangan yang paling mendasar yang harus diperhatikan," ucap KH Ma'ruf Amin saat menerima Katib Aam PBNU, sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres, Yahya Cholil Staquf di kediamannya awal Januari 2019 lalu.
Baca Juga: Sebelum Putuskan Pelihara Anjing, Pastikan Anda Penuhi Kriteria Ini
Berita Terkait
-
KH Irfan Yusuf: Saya Orang NU Tak Mau Coblos Paslon 01
-
Apel Pengamanan Pemilu, Ribuan Personel TNI AL Pamerkan Kekuatan Alutsista
-
Jadi Moderator Debat Pilpres 2019, Zulfikar Naghi Curi Perhatian Warganet
-
Seruan Toleransi Ma'ruf ke Santri: Bagimu Capresmu, Bagiku Capresku
-
Soal Isu Khilafah, BPN ke Hendropriyono: Jangan Lempar Batu Sembunyi Tangan
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Dear Pengibar Bendera One Piece, Pemerintah Kirim Peringatan Keras: Ada Ancaman Pidana!
-
Aset 'Tidur' Pemprov Jatim Bisa Jadi Sumber PAD Baru, Asalkan Lakukan Ini
-
Bank Mandiri Jembatani Purna PMI Asal Malang Jadi Wirausahawan Lewat Program Bapak Asuh
-
BRI Ungkap Jurus Jitu Jadi Bank Terkuat di Indonesia
-
Bisnis Urban Farming: Menuai Cuan dari Lahan Sempit di Tengah Kota