Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Minggu, 19 Mei 2019 | 13:45 WIB
Polisi mengamankan Mochammad Roni dan Reni di Polda Jatim. (Suara.com/Achmad Ali)

Roni juga sempat menegaskan, dirinya enggan memberikan bocoran titik kumpul pemberangkatan. Dia beralasan, takut ada pihak yang mencoba menghambat keberangkatan dari Surabaya ke Jakarta.

"Saya dengar PO bus juga sudah dilarang membawa massa ke Jakarta," ucap Roni.

Saat ditanya alasan penamaan Tour Jihad Jakarta, Roni mengaku teman-temannya yang sepakat memberi nama tersebut.

Pengakuan itu lagi-lagi berbeda dengan pengakuan awal. Alasan penamaan Tour Jihad Jakarta kata dia, jihad ada berbagai jenis.

Baca Juga: Puluhan Petugas Jaga Ketat Kantor KPU dan Bawaslu Jatim

Misalnya, bekerja menafkahi keluarga bisa disebut jihad bagi seorang suami. Kemudian baginya, menggelar aksi menuntut keadilan atas penyelenggaraan pemilu juga termasuk jihad. Itu yang membuatnya tidak sungkan memberi nama Tour Jihad Jakarta.

"Kita jihad menyelamatkan negara kita dari kebobrokan ini," ucap Roni.

Roni menceritakan dirinya telah melakukan kerja-kerja pemenangan selama 10 bulan. Namun, kata dia, ternyata penyelenggaraan pemilu dinilai banyak kecurangan. Atas dasar itu, Roni mau mengoordinir massa berangkat dari Surabaya ke Jakarta.

Untuk itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengaskan tetap akan memproses kasus ini meski yang bersangkutan (Roni) telah meminta maaf secara tertulis.

"Enak saja minta maaf setelah bikin keresahan masyarakat. Meski sudah minta maaf kita tetap akan proses sesuai aturan," tegasnya.

Baca Juga: KPU dan Bawaslu Jawa Timur Terus Dipantau dari Aksi Teror

Kontributor : Achmad Ali

Load More