Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 17 Agustus 2019 | 16:13 WIB
Suasana di Wisma Mahasiswa Papua, Jl Kalasan No. 10 Surabaya, Jumat (16/8/2019) malam. [Suara.com / Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Pasca insiden pembuangan Bendera Merah Putih, yang berada di depan Wisma Mahasiswa Papua Jalan Kalasan Nomor 10 Surabaya, Jawa Timur beredar kabar adanya penghilangan paksa dua orang mahasiswa. Namun, hal itu dibantah pihak kepolisian.

Kasat Intel Polrestabes Surabaya AKBP Asmoro membantah terjadinya penculikan, atau penghilangan dua orang saat dikonfirmasi, Sabtu (17/8/2019).

"Ngawur (kabar) itu, enggak ada penghilangan," ujarnya di depan Wisma Mahasiswa Papua pada Sabtu (17/8/2019) siang.

Ia menambahkan, kepolisian hanya mewawancarai dan memeriksa kedua orang tersebut.

Baca Juga: Antar Makanan untuk Mahasiswa Papua di Asrama, Dua Orang Dikabarkan Hilang

"Kami cuma memeriksa," katanya sambil kembali melihat lokasi.

Dari pantauan Suara.com di depan Wisma Mahasiswa Papua, saat mendekati area masih terasa bekas gas air mata di lokasi. Selain itu, massa yang berkumpul semakin banyak daripada tadi malam.

Untuk diketahui, dua orang dikabarkan hilang usai mengantarkan makanan kepada mahasiswa yang berada di dalam Wisma Mahasiswa Papua. Keduanya mengantarkan makanan, lantaran penghuni wisma yang berjumlah 15 orang kelaparan, lantaran dikepung ormas lebih dari 12 jam.

Pengepungan itu berawal dari viral foto bendera Merah Putih di kawasan asrama yang ditemukan terbuang di selokan. Sejumlah ormas menuding, mahasiswa Papua yang membuang bendera tersebut.

Dorlince Iyowau, mahasiswi Papua yang berada di dalam asrama tersebut kepada Suara.com via telepon mengatakan, mereka tak tahu menahu perihal bendera Merah Putih yang ditemukan dalam got.

Baca Juga: Kasus Bendera di Wisma Mahasiswa Papua, Ini Kata Kapolrestabes Surabaya

“Kami tidak tahu siapa yang membuangnya. Bukan kami yang melakukannya,” kata Dorlince, Jumat (16/8/2019).

Ia menuturkan, bendera Merah Putih tersebut sudah terpasang di depan asrama sejak Kamis (15/8), dan tak ada seorang pun mahasiswa Papua berniat menghinakannya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More