Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Minggu, 18 Agustus 2019 | 06:16 WIB
Kamar kos pelaku pembacokan dua polisi di Sidosermo Kecamatan Wonocolo Surabaya, Sabtu (17/8/2019). [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Aksi penyerangan disertai pembacokan terhadap anggota Polsek Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (17/8/2019) membuat geger warga. Ainun Arif (43) selaku ketua RT 3, RW II Kelurahan Sudosemo, Kecamatan Wonocolo, Surabaya ikut kaget dan dibuat sibuk atas ulah tetangganya.

Ainun sempat diminta polisi untuk menjadi saksi saat penggeledahan di rumah kos yang ditempat pelaku pembacokan anggota Polsek Wonokromo yakni Imam Mustofa (31) alias IM.

Dilansir Beritajatim.com, Ainun mengaku polisi meminta dirinya untuk mengantarkan ke rumah kos yang berada di samping rumahnya itu.

“Saya didatangi dan diminta jadi saksi begitu saja. Saksi penggeledahan rumah kos milik IM (31) sebelah rumah saya,” katanya.

Baca Juga: Polisi Geledah Kamar Kos Pembacok Anggota Polsek Wonokromo di Sidosermo

Usai berbicara bersama Istri IM yakni FT (35) Polisi langsung membawa FT dan tiga anaknya. Polisi lantas melakukan penggeledahan rumah kos. Dari kos tersebut, polisi membawa laptop, kertas, ponsel, dan identitas IM.

“Saya tahu kalau IM warga saya terduga teroris malah dari jurnalis yang mewawancarai. Ya ada beberapa perubahan pada IM dan FT setahun terakhir ini,” ungkap Ainun.

Perubahan cara berpakain dan aktivitas nampak mencolok di mata Aiunun karena IM dan istri setahun terakhir nampak lebih agamis.

Selain berjilbab, sang istri setahun terakhir juga nampak memakai cadar saat keluar rumah.

“Sebelumnya FT gak pakai jilbab apalagi cadar,” katanya.

Baca Juga: Melawan saat Ditangkap, Polisi Tembak Kaki Pembacok Anggota Kostrad

Selain FT, IM sebagai kepala keluarga juga mulai berubah selama setahun ini. Hanya saja, IM sendiri lebih terlihat berubah pada cara pakaian saat hendak beribadah salat lima waktu.

Load More