Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Kamis, 26 September 2019 | 14:07 WIB
Siswa SMA dan SMK Sumenep demo tolak RUU KUHP. [beritajatim]

SuaraJatim.id - Ratusan siswa SMA dan STM atau SMK di Sumenep, Jawa Timur, tidak mau ketinggalan menggelar aksi unjuk rasa menolak RUU KUHP, Kamis (26/9/2019).

“Katanya anggota DPR ini wakil rakyat. Tapi kenapa tidak berpihak pada rakyat? Kenapa justru akan menyengsarakan rakyat,” kata korlap aksi, Inong, seperti diberitakan Beritajatim.com.

Sambil berorasi, para siswa juga membentangkan poster-poster bertuliskan protes, di antaranya “DPR Lebih Keras dari Oplosan”, dan “Get Well Soon Indonesia”.

Para siswa juga menyanyikan yel yel yang berisi ejekan terhadap DPR, di antaranya berjudul “DPR sakit jiwa”.

Baca Juga: Kepsek SMK Tangerang soal Demo STM: Jika Ada Siswa Mati, Kita yang Repot

Secara berulang dan bersama-sama, para siswa melagukan yel-yel DPR sakit jiwa. “RUU KUHP ini banyak pasal-pasal kontroversial yang tidak membela rakyat. Kemana hati nurani anggota DPR?” ucapnya.

Para siswa melanjutkan long march hingga di depan gedung DPRD Sumenep, bergabung bersama ribuan mahasiswa Sumenep dari berbagai elemen.

SMKN 2 Surabaya

Sementata Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surabaya Djoko Pratmodjo mengizinkan siswanya untuk mengikuti aksi di DPRD Jawa Timur,untuk menolak beragam RUU bermasalah, Kamis (26/9/2019).

Namun, ia meminta siswanya untuk tidak berperilaku anarkistis saat ikut demo menyampaikan pendapat terkait menolak RUU KUHP dan UU KPK.

Baca Juga: Ratusan Anak STM Ditangkap saat Mau Demo ke Jakarta

"Saya sudah berpesan ke anak-anak, jam 17.00 WIB untuk langsung pulang ke rumah, serta tidak berperilaku anarkis, saya tidak bisa membendung keinginan siswa yang ikut dalam aksi," ucap Djoko Pratmodjo, seperti diberitakan Jatimnet.com—jaringan Suara.com.

Djoko mengakui tidak mengeluarkan imbauan khusus kepada siswanya yang mengikuti aksi unjuk rasa. Ia hanya berpesan agar muridnya tetap mengenakan seragam saat ikut unjuk rasa.

"Saya juga sampaikan tetap menggunakan seragam dan jangan anarkistis dan terpancing," ujarnya.

Ia menambahkan, hingga kekinian, beberapa siswa tetap memilih untuk tetap belajar di sekolah. "Meskipun ada beberapa saja siswa yang memilih untuk mengikuti belajar mengajar di sekolah," bebernya.

Sedangkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim wilayah Surabaya-Sidoarjo Sukaryantho memastikan, tidak ada instruksi libur dari Pemprov Jatim maupun Dinas Pendidikan Jatim.

Karenanya belajar mengajar anak SMK, STM dan SMK tetap berjalan seperti biasanya. "Belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa saja," ucapnya.

Sukaryantho menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah tempat siswa SMA, STM atau SMK yang memperbolehkan siswanya ikut aksi demo.

"Itu kewenangan sekolah yang akan memberikan sanksi atau lainnya," ucapnya.

Load More