SuaraJatim.id - Aris Faridha, warga Kota Malang Jawa Timur beri diskon jahit baju wisuda bagi mahasiswa yang ikut demo. Ia termotivasi aksi mahasiswa yang menyuarakan penolakan terhadap beragam RUU bermasalah.
Bermula dari viral akun Twitter @arisfaridha atau Tukang Jahit Online. Ia mengunggah tweet diskon jahit hanya dengan syarat foto saat demo.
Tweet itu diunggah pada 25 September lalu telah mendapatkan ratusan respon warganet. Berikut ini isi cuitannya;
"Min @infomalang @mahasiswamlg tlg sampaikan buat teman2 Mhs yg ikut demo kemaren dapat diskon jahit baju wisuda/apapun berlaku sekali seumur hidup dg menunjukkan foto saat ikut demo. Silahkan capture tweet ini dan DM saya untuk dapat promonya. Makasih," tulis Aris.
Respon warganet alias netizen pun positif. Akun @idawahyu_ misalnya. Ia membantu dengan menyebar informasi diskonan jahit tersebut ke teman-temannya.
"Aku bantu sebarin ke adek2 tingkatku yg ikut aksi kmren ya mbak :))GBU," tulisnya.
Saat dikonfirmasi Suara.com, perempuan berusia 24 tahun ini menjelaskan, keinginannya memberikan dukungan dan apresiasi kepada teman-teman mahasiswa yang menyuarakan isi hati rakyat dan turun ke jalanan. Namun, yang paling membuatnya ikut tergerak adalah sosok Awkarin.
"Berawal dari tweet-nya Awkarin yang bagi-bagi nasi kotak, saya juga ingin ikut andil dalam pergerakan ini, tapi enggak mungkin kalau bertindak seperti Awkarin, belum mampu secara finansial," ujarnya dihubungi Suara.com, Jumat (27/9/2019).
Ia juga terus mengikuti perkembangan isu yang jadi aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah. Terutama RUU tentang KPK yang menurutnya hanya akan melemahkan KPK.
Baca Juga: Disambut Tepuk Tangan, Emak-emak Pemotor Terobos Demo Mahasiswa di Malang
Selain itu, yang paling disoroti juga adalah RKUHP dalam salah satu pasalnya melarang wanita pulang malam dan jika melanggar bisa didenda Rp 1 juta.
"Saya enggak mau saja ruang gerak saya dibatasi," ujarnya.
Seperti diberitakan, gelombang aksi demonstrasi dilakukan ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Malang menyasar gedung DPRD Kota Malang, mulai 23 - 24 September 2019 lalu.
Mereka menolak berbagai peraturan pemerintah yang dituding ngawur. Mulai RUU tentang KPK, RUU KUHP, RUU PKS, RUU Pertanahan hingga soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kenaikan tarif BPJS.
Kontributor : Aziz Ramadani
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
5 Profesi Kantoran Ini di Ujung Tanduk, Digilas AI Tanpa Ampun! Cek Posisimu
-
Jangan Sampai Kehabisan, Ini Syarat dan Trik Cepat Dapat Dana Kaget
-
Khofifah: FESyar Bukan Sekadar Seremoni! Jatim Siap Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional
-
Menguak Asal-usul Kata 'Jancuk' dari Umpatan Tabu Jadi Simbol Keakraban Arek Suroboyo
-
UMKM Mojokerto Produksi Sepatu Olahraga Berkualitas, Ditawari Gubernur Khofifah Ikut Misi Dagang