SuaraJatim.id - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Teropong dari Politeknik Negeri Surabaya (PENS) terancam dibubarkan oleh pihak rektorat kampus lantaran menggelar diskusi terkait Papua.
Peristiwa tersebut berawal pada Rabu (9/10/2019), saat LPM Teropong menggelar diskusi berjudul 'Papua dalam Perspektif Media Arus Utama'. Acara tersebut kemudian banyak diunggah oleh sejumlah akun media sosial yang turut serta mempromosikan kegiatan ini.
Pemimpin Umum LPM Teropong, Fahmi Naufala Mumtaz menyebut jika kegiatan diskusi serupa berupa bedah buku maupun diskusi tematik biasa diadakan tanpa memerlukan izin dari pihak kampus.
"Sudah menjadi agenda rutin dari LPM Teropong untuk mengadakan selasar inspirasi, tak memerlukan izin dan berjalan lancar," kata Naufal saat dikonfirmasi kontributor Suara.com, Minggu (13/10/2019).
Baca Juga: Imbas Konflik, Menhub Bahas Nasib Bandara di Papua Siang Ini
Namun, diskusi dengan pembahasan tema Papua ini tiba-tiba didatangi oleh satpam kampus. Satpam tersebut meminta perwakilan dari pihak penyelenggara kegiatan menuju pos satpam.
"Dua orang perwakilan LPM Teropong menuju ke pos satpam dan menemui pihak Polsek Sukolilo. Polisi tersebut menanyakan perihal substansi pembahasan, pihak penyelenggara, elemen yang
terlibat, dan izin dari diskusi," Naufal menjelaskan.
Saat bertemu dengan aparat kepolisian, anggota polisi mengatakan, jika seharusnya pihak penyelenggara mengajukan izin ke kepolisian untuk menyelenggarakan diskusi semacam itu. Karena menurut polisi, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk mengamankan jalannya kondusifitas di wilayah hukumnya.
Sementara itu, mahasiswa berdalih tak perlu untuk mengajukan izin saat mahasiswa mengadakan kegiatan ilmiah di dalam kampus. Sesuai dengan Pasal 10 ayat 4 UU No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum telah menjelaskan bahwa pemberitahuan secara tertulis kepada Polri tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan.
"Dia menekankan bahwa polisi memiliki tanggung jawab untuk mengamankan jalannya kondisi dan kondisivitas kawasan Sukolilo. Ketika ditanyakan aktualisasi pengamanan seperti apa, yaitu mengamati dari jarak jauh dan memastikan substansi dan kesimpulan dari diskusi," ucap Naufal.
Baca Juga: Misteri Hilangnya Warga Asing Asal Swiss di Raja Ampat Papua
Di tengah perdebatan itu, pihak kampus kemudian menghubungi satpam dan meminta diskusi untuk dibubarkan dengan alasan tak berizin dan mengundang pihak luar kampus.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Panja Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan di Papua Barat Daya: Daerah Otonom Baru
-
Kasus Hilangnya Iptu Tomi Marbun di Papua Barat, DPR Minta Saksi Diperiksa di Jakarta, Ada Apa?
-
Pulau Biak Jadi Rebutan: Rusia Incar Pangkalan Militer, Dulu Diperebutkan Negara Adidaya!
-
Teluk Triton, Menyimpan Keindahan Layaknya Surga Tersembunyi di Kaimana
-
Menilik Persona Paniai, Disebut-sebut sebagai Danau Terindah di Tanah Papua
Terpopuler
- Selamat Datang Shin Tae-yong! Tak Sabar Bertemu di Bali Jelang TC Timnas Indonesia
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
- Selamat Datang Mauro Zijsltra! Mau Sumpah WNI Timnas Indonesia Debut di Tim Senior FC Volendam
- 7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaik Mei 2025
Pilihan
-
Mobil Listrik Polytron G3 Diluncurkan: Harganya di Bawah Rp 300 Juta, Baterai Pakai Sistem Sewa
-
Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
-
Kapolres Sragen Garansi Hukuman Berat Predator Anak, Pasal Berlapis Menanti Guru Agama Bejat
-
Terungkap Modus Guru Agama di Sragen Cabuli Siswi SD, Berawal dari Kegiatan Ini
-
Sragen Gempar! Guru Agama Bejat Cabuli Siswi SD 21 Kali di Kelas
Terkini
-
Dosen Institut STTS Bikin Jutaan Cerita Humor Pakai AI Cuma dalam 3 Bulan
-
Truk TNI Muat Amunisi Terbakar di Tol Gempol, Satu Orang Meninggal Dunia
-
Kumpulan Link DANA Kaget Terbaru, Banjir Rejeki di Hari Selasa
-
Dongkrak Ekonomi Kerakyatan, BRI Geber Kredit Mikro
-
Heboh Pria Bersimbah Darah di Halaman Rumah Sakit Ketapang Sampang, Polisi Buka Suara