Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 14 Oktober 2019 | 17:06 WIB
Bupati Banyuwangi Azwar Anas. [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku kerap diundang menjadi pembicara untuk menceritakan pengalamannya mengubah Banyuwangi menjadi tempat destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Anas menyebut menerima dua hingga tiga jadwal untuk mengisi acara tersebut. Lantaran itu, ia berkeinginan setelah berhenti menjadi bupati ingin menjadi konsultan bagi pemimpin daerah.

"Kalau saya hitung, saya bisa ndak jadi bupati. Setiap hari dua sampai tiga jadwal. Daripada jadi pembicara, maka setelah lulus dari bupati, saya pengen jadi konsultan bupati saja," kata Anas saat soft Launching bukunya berjudul 'Anti Mainstream Marketing' di Dyandra Convention Center Surabaya Jawa Timur, Senin (14/10/2019).

Menurutnya daripada menjawab satu-persatu kepala daerah yang datang untuk berdiskusi, Anas lebih memilih untuk menjadi konsultan mereka.

Baca Juga: Bupati Banyuwangi Jadi Pembicara PDIP, Hasto: Bukan sebagai Balon

"Daripada saya menjawab satu-satu kepala daerah yang datang. Saya ingin berbagi ilmu dengan menjadi konsultan para bupati yang ingin membangun daerah," ungkapnya.

Ia menjelaskan jika selama ini banyak kepala daerah yang ingin menjadi Bupati banyak berkunjung ke Banyuwangi. Tak banyak dari mereka ketik sudah menjabat merasa kesulitan untuk mengoperasikan visi misinya. Untuk itu ia ingin menjadi konsultan.

"Karena selama ini banyak teman teman yang ingin jadi Bupati banyak ke Banyuwangi, ketika mereka menyusun visi misi dengan kami dan setelah jadi sebagian ada yang sulit untuk mengopersikan visi misi," kata dia.

Menurut Anas banyak jalan untuk bisa mengoperasikan visi misi tersebut dengan banyak jalan. Namun bagi mereka yang belum mendapatkan pengalaman dengan buku yang ia tulis tersebut yang menuliskan berbagai jurus di dalamnya.

"Jurus-jurus itu bisa dipakai dalam buku. Menurut saya ada banyak jalan tapi terkadang karena mereka belum punya pengalaman butuh waktu 1 2 tahun. Tetapi kadang mereka belum ada pengalaman," ujarnya.

Baca Juga: Bupati Banyuwangi Batalkan Aturan Wajib Berjilbab di SMP Negeri

Selain ingin menjadi konsultan, Anas mengatakan keinginan lain, yakni mengabdi ke masyarakat melalui bidang pendidikan.

"Setelah itu, saya pingin mengabdi kepada masyarakat bisa lewat pendidikan. Dan saya ingin berbagi ilmu dengan menjadi konsultan para bupati yang ingin membangun daerah," ujarnya.

Saat ditanya apa alasan dirinya tak kembali ke politik, Anas menjawab hanya ingin berjalan mengalir saja.

"Mengalir saja, biar hidupnya bahagia. Kalau banyak target mukanya sumpek karena gak tercapai," ucapnya sambil tertawa kecil.

Anas pun memiliki pesan bagi calon-calon yang akan maju untuk menjadi kepala daerah. Diantaranya harus kreatif dan cekatan dalam mengerjakan program-programnya.

"Karena kedepan daerah daerah juga bersaing semua ngomong pariwisata semua ngomong potensial daerahnya yang hebat. Dan ini perlu di eksekusi dengan cepat," tuturnya.

Menurut Anas, kemajuan yang di dapat Banyuwangi bukan hanya dilakukan oleh pemimpinnya melainkan semua rakyat yang juga mendukung Banyuwangi untuk bisa mewujudkan SDM yang unggul.

"Kalau rakyat tidak dukung Banyuwangi tidak bisa seperti sekarang. Sengotot apapun pemimpin kalau tak mendapatkan dukungan publik ya tidak jadi. Banyuwangi bisa seperti sekarang festival bisa sustain ya karena publik. Kami dapat penghargaan ya karena dukungan publik.

"Kemarin Banyuwangi dapat penghargaan Kabupaten paling inovatif. Itu bukan administrasinya tapi me survei kepuasan rakyat keterlibatan rakyat. Jadi saya melihat disini bahwa dedikasi rakyat," katanya.

Kontributor : Arry Saputra

Load More