SuaraJatim.id - Provinsi Jawa Timur mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar akhir-akhir ini. Dari data yang diterima Kontributor Suara.com menyebut per Oktober 2019, penyaluran solar sudah melebihi alokasi kuota.
Data dari Dinas ESDM Jatim menyebut jika alokasi solar sampai dengan Oktober sebanyak 1.742.400 kilo liter, namun realisasi penyaluran mencapai 1.917.800 kilo liter.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak menginstruksikan Dinas ESDM Jatim untuk berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk mencari tahu penyebab dan solusinya.
"Karena Pertamina sudah mengatakan over kuota sehingga ini adalah suatu hal yang harus kita segera koordinasikan melalui dinas ESDM kami dengan Pertamina. Kami harus memahami tentang situasi ini, apakah ada over kuota dan segera ada penyikapan," ucap Emil, Jumat (15/11/2019).
Baca Juga: Solar di Priangan Timur Langka, Sejumlah Angkutan Umum Hentikan Operasional
Apabila penyebab utama kelangkaan minyak karena permintaan yang melebihi kuota, Emil mengatakan akan melakukan permintaan tambahan untuk mencukupi kebutuhan solar di Jatim.
"Sudah pasti kita akan perjuangan kepentingan masyarakat, tapi terkait bagaimana Pertamina menyikapi soal ini kita harus tunggu dulu," lanjutnya.
Emil mengimbau kepada para sopir untuk tetap tenang dan tidak melakukan mogok apabila solar tetap langka. Pemprov Jatim akan berusaha agar kebutuhan solar tetap ada dan stabil.
"Kewenangan ini sebetulnya bukan di pemprov, tapi kami akan bekerja bersama-sama berjuang untuk kelancaran arus barang dan jasa," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit menjelaskan, bahwa berdasarkan Surat Edaran BPH Migas no : 3865.E/Ka BPH/2019 tentang pengendalian kuota jenis bahan bakar minyak tertentu tahun 2019 telah dicabut, namun instruksi kepada pihak Pertamina masih melakukan pengendalian jenis bahan bakar tersebut.
Baca Juga: Pipa Solar Bocor di Cilacap, Pertamina Jamin Pasokan BBM Tetap Aman
"Sejak tanggal 1-13 November 2019 pengendalian kuota BBM tertentu dilakukan dengan mengurangi kuota rata-rata harian sebesar 10 persen," kata Setiajit.
Akibatnya, lanjut Setiajit, SPBU mengalami kelangkaan solar. Pertamina akhirnya memberikan solusi berupa pengembalian kuota rata-rata harian seperti semula dengan risiko beban subsidi.
"Akhirnya solusi yang diambil itu menimbulkan risiko terhadap beban subsidi BBM tertentu," ujar Setiajit.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
-
Solar di Priangan Timur Langka, Sejumlah Angkutan Umum Hentikan Operasional
-
Luhut Bakal Percepat Pembangunan Enam Proyek Kilang Milik Pertamina
-
Konsumsi Solar Bersubsidi Tahun 2019 Diprediksi Melebihi Kuota
-
Tumpahkan 800 Liter Solar di Parepare, Tanker Golden Pearl XIV Sudah Pergi
-
Solar Kapal Tanker MT Golden Tumpah, Pertamina Semprotkan Oil Dispersant
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mulan Jameela Sinis Ahmad Dhani Sebut Mantan Istri dengan Panggilan 'Maia Ahmad'
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
Pilihan
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
Terkini
-
Dahsyatnya Shalawat Jibril: 4 Keutamaannya yang Menggetarkan Hati
-
Tabur Bunga di Selat Bali, Harapan Keluarga Bertarung dengan Kenyataan
-
Belum Kebagian BSU? Cuan Akhir Pekan Tetap Bisa dari Saldo DANA Kaget! Cek 3 Link Ini Sekarang!
-
5 Ciri Pemilik Ajian Pancasona dan Rawarontek, Kebal dan Tembus Dunia Ghaib
-
Cuan Akhir Pekan! 3 Link Saldo DANA Kaget Tersedia untuk Kamu yang Sat Set