SuaraJatim.id - Bayi pengidap facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele yang ditinggalkan ayah kandungnya saat ini mendapat pengobatan dan perawatn intensif di RSUD dr Soetomo Kota Surabaya.
Pandhu Firmansyah, bayi usia 6 bulan yang ditinggalkan ayah kandungnya karena ia lahir dalam keadaan facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele. Kepalanya membesar tak beraturan, sedangkan bibir, hidung, dan matanya tidak terbentuk sempurna atau yang sering disebut sumbing muka akhirnya mendapatkan harapan baru. Pasalnya ia mendapatkan pengobatan dan perawatan intensif dari RSUD Dr Soetomo.
Untuk merawat Pandhu Firmansyah yang masih berusia enam bulan, RSUD Dr Soetomo membentuk tim khusus. Sebanyak 11 dokter Sub Spesialis yang terdiri dari sub spesialis bedah plastik, bedah syaraf, anak, anestesi, tumbuh kembang, hingga spesialis nutrisi bahu membahu menangani Pandu.
“RSUD Dr Soetomo berupaya maksimal untuk membantu sesuai yang dikehendaki dan disposisi oleh Pemprov. Dalam perawatan ini tidak bisa sekaligus dilakukan harus step by step,” ujar Direktur RSUD Dr Soetomo Joni Wahyudi seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Senin (9/12/2019).
Menurutnya, pengobatan dan penanganan Pandhu telah ditanggung BPJS. Meski begitu, Pemprov Jatim menjamin akan membantu jika terjadi kekurangan atau hal yang tidak dapat dicover BPJS.
“Semua ditanggung BPJS, tapi karena penanganan jangka panjang dan banyak step yang dilalui jika ada kekurangan akan dibantu oleh Pemprov,” katanya.
Saat ini, Pandhu mendapat perawatan hydrocephalus pertama dengan mengeluarkan cairan dari kepalanya dengan menggunakan selang untuk mengurangi tekanan pada otaknya.
“Kalau nanti sudah stabil, barulah dilakukan rekontruksi (bedah plastik) di bagian sumbing wajah yang harus dipersempit. Ini dikerjakan satu bulan sampai dua bulan ke depan,” katanya.
Joni mengatakan, penanganan Pandhu akan dilakukan sampai usia 17 tahun. Sejumlah rekontruksi wajah juga terus dilakukan. Nantinya akan dilakukan rekonstruksi lapisan soft tissue wajahnya dan berbagai rekonstruksi lainnya hingga jaringan wajahnya berhenti tumbuh.
Baca Juga: Rumah Tangga Ambyar, Dina Rela Bercerai Demi Masa Depan Buah Hatinya
Ahli spesialis bedah rekonstruksi Dr Magda Hutagalung Holidaya Sp BP-RE (K) mengatakan, proses rekonstruksi setidaknya dilakukan hingga tujuh operasi, yakni pertama operasi soft tissue untuk mengecilkan celah sumbing di wajah, operasi langit langit mulut sebelum umur satu tahun, operasi celah gusi, operasi perbaikan bentuk wajah atau touch up pada usia sembilan tahun, dan pada usia 17 tahun akan dilakukan operas pembentukan rahang dan kemudian rekonstruksi hidung.
“Saat ini kita baru bisa tapping soft tissu, untuk memperkecil celah sumbingnya yang mungkin akan dilakukan dalam waktu 1-2 bulan ini. Setelah itu masih banyak rekonstruksi lainnya hingga usia 17 tahun."
Magda mengatakan kasus semacam ini sebenarnya banyak terjadi di Indonesia. Di RSUD Dr Soetomo, dikatakan Magda, setidaknya ada 10 kasus per bulan yang dirujuk. Namun kasus lain, tidak banyak yang terselesaikan hingga rekonstruksi akhir. Sedangkan, kasus Pandhu ini memang termasuk yang sangat sulit dan kompleks.
“Ada 10 lah setidaknya yang dirujuk ke RSUD Dr Soetomo. Tapi memang banyak yang tidak terekspos dan tidak selesai hingga akhir karena memang membutuhkan biaya yang sangat tinggi,” katanya.
Selain itu, tim rekonstruksinya memastikan, selama perawatan panjang kondisi tumbuh kembang dan nutrisi juga menjadi perhatian utama selain serangkaian operasi yang akan dijalani Pandhu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
130 Tahun BRI, Raden Bei Aria Wirjaatmadja Perintis UMKM dan Holding Ultra Mikro
-
Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Katalis Talenta AI SMA/SMK dari ITS Surabaya
-
Kronologi Polisi Tembak Mati Pembacok Anggota Polres Lumajang, Melawan Pakai Celurit!
-
75 Anak di Jatim Terinfeksi HIV, Legislatif: Ini Alarm Keras
-
Berkat Pembekalan Rumah BUMN BRI Solo, Batik Malessa Kini Dikenal Masyarakat Luas