SuaraJatim.id - Seorang Pramugari yang sempat menjalani perawatan di BRSUD Tabanan dinyatakan negatif terjangkit virus corona.
Pramugari menjalani perawatan pada Minggu (26/1) malam sekitar pukul 23.00 WITA karena mengalami demam selepas pergi dari China.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika menjelaskan, untuk riwayat pasien sempat pergi ke daerah endemis atau Tiongkok dan ada tanda infeksi radang paru paru atau yang biasa disebut pneumonia.
Sedangkan pasien yang dirawat di rumah sakit Tabanan ini, memang ada riwayat bepergian ke Cina, tetapi belum ditemukan gejala pneumonia.
"Jadi kasus itu bukan suspect baru dalam pengawasan dan observasi karena ada riwayat pergi ke China," ujarnya seperti dikutip dari Beritabali.com--jaringan Suara.com, Selasa (28/1/2020).
Karena riwayatnya tak ada mengarah ke suspect corona, untuk sementara pasien dirawat dengan gejala bronchitis.
"Pasien saat ini sedang dirawat diruang isolasi. Kondisinya sudah membaik, tidak ada panas tinggi sudah turun dibawah 36 derajat celcius, tidak ada sesak, serta komunikasi pasien baik," katanya.
Suratmika menjelaskan pasien wanita ini dirujuk ke BRSUD Tabanan karena mengalami demam tinggi pasca bepergian ke negara China. Pasien tersebut juga sempat berobat ke Rumah Sakit Kasih Ibu sebelum akhirnya dirujuk ke BRSUD Tabanan.
Pramugari ini berangkat ke China tanggal 6 Januari kemudian balik ke ke Denpasar tanggal 8 Januari. Setelah itu di tanggal 23 Januari berangkat ke China dan balik ke Denpasar di tanggal 24 Januari.
Baca Juga: Mahasiwa Aceh Minta Dievakuasi dari Wuhan karena Corona: Kami Tak Aman Lagi
Setelah dari China itulah mengalami demam dan berobat ke RS Kasih Ibu. Karena belum selesai pemeriksaan sudah dirujuk ke BRSUD Tabanan atas koordinasi Pemerintah Provinsi Bali.
"Jadi belum selesai pemeriksaan sudah dirujuk ke ke Tabanan kemungkinan biar penangananya merata," katanya.
Dengan kondisi itu Suratmika menegaskan bahwa pasien yang dirawat tersebut belum ada arah ke Suspect Corona.
"Karena ada riwayat ke Cina makanya diwaspadai karena memang sebelumnya demam tinggi. Coba saja tidak ada riwayat pergi ke wilayah Endemis (Cina) hanya di Indonesia biar sesak nafas tidak kita waspadai," ucapnya.
Namum, Suratmika belum bisa memastikan berapa lama pasian akan diobservasi. Sebab, menurutnya hal itu terganggung pemeriksaan dari dokter ahli. Jika nantinya pasien tersebut tidak mengalami keluhanm, bisa saja dirawat di rumah atau di rawat di ruangan biasa.
"Untuk petugas dokter kita tetap bertugas sesuai prosedur, tetap menggunakan masker dan alat pelindung diri," katanya.
Berita Terkait
-
China Batasi Kunjungan Warganya, Wisatawan Asing di Jogja Turun
-
Terbongkar! WHO Jelaskan 3 Mitos Virus Corona Wuhan yang Beredar di Medsos
-
Wabah Virus Corona, Menpora Imbau Cabor Hati-Hati Kirim Atlet ke China
-
TKW Dari Hongkong yang Dirawat RSUD Sidoarjo Tak Didampingi Keluarga
-
Menlu: 100 WNI di Wuhan Dalam Kondisi Sehat
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Operasi Lilin Semeru 2025, 14 Ribu Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Nataru di Jatim
-
Gunung Semeru Erupsi 11 Kali Sehari, Kolom Abu Capai 1 Kilometer di Atas Puncak
-
Bojonegoro Darurat Pencabulan Anak, 23 Kasus Terungkap Sepanjang 2025
-
Anggota Polres Probolinggo Jadi Tersangka Pembunuhan Mahasiswi IMM, Polda Jatim Bicara Pelaku Lain
-
2 Ribu Lebih Kasus Perceraian di Bangil, Meningkat Drastis dari Tahun 2024