
SuaraJatim.id - Setelah dituntut selama 8,5 tahun oleh jaksa penuntut umum (JPU), terdakwa Maspuryanto yang telah membakar istrinya sendiri lantaran tak terima ingin dicerai meminta agar hukumannya diringankan.
Permintaan keringanan masa tahanan tersebut disampaikan Maspuryanto melalui Kuasa Hukumnya Fadli Ramadhan saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada Rabu (4/3/2020).
Dalam sidang berangendakan pledoi ini, Fadli mengajukan nota pembelaan kepada majelis hakim. Ia meminta tuntutan yang disampaikan JPU dapat diringankan sebelum sidang putusan digelar.
"Kami minta majelis hakim meringankan hukuman terhadap terdakwa. Mengingat terdakwa sudah memberi uang untuk biaya pengobatan pada korban," ujar Fadli di ruang sidang.
Baca Juga: Suami Bakar Istri Hidup-hidup di Surabaya Dikabarkan Tertangkap
Pembelaan untuk peringanan tuntutan tersebut didasarkan karena permintaan maaf dan biaya pengobatan yang diberikan kepada istrinya Putri Narulita. Bahwa, terdakwa telah memberikan uang sekitar Rp 5 juta untuk biaya pengobatan korban.
"Uang pengobatan tersebut ditransfer keluarganya sejak 20 Oktober 2019. Terdakwa selama ini kooperatif ketika menjalani persidangan. Selain itu, terdakwa juga tidak pernah menjalani perkara pidana," paparnya.
Sebelumnya, Maspuryanto bin Jamani (48) dituntut delapan tahun, enam bulan penjara karena aksinya membakar istrinya sendiri karena tak terima mau diceraikan.
Tuntuan itu dibacakan jaksa penuntut umum saat sidang tersebut digelar di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Rabu (27/2/2020).
Dalam tuntutannya, Jaksa Fathol Rosyid menilai perbuatan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga yang mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat.
Baca Juga: Kasus Suami Bakar Istri di Surabaya, Polisi Kumpulkan Barang Bukti Ini
Dalam surat tuntutannya, Jaksa Fathol juga menyatakan barang bukti berupa satu botol bekas bensin dan satu buah korek api yang sudah terbakar dirampas untuk dimusnahkan.
"Terbukti melakukan kekerasan fisik dalam lingkup rumah sesuai pasal 44 ayat (2) UU RI No 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, menuntut supaya majelis hakim yang menyidangkan dan memeriksa perkara ini, menjatuhkan hukuman pidana kepada terdakwa selama 8 tahun dan 6 bulan penjara," ujar JPU Fathol Rosyid.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
Terpopuler
- Stefano Lilipaly Rela Dicoret Patrick Kluivert, Batal Bela Timnas Indonesia
- 5 Bedak Murah yang Mengandung SPF: Cocok Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- Patrick Kluivert Coret 9 Pemain Lawan China
- Coach Justin: Artinya Secara Kualitas Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 6 Rekomendasi Serum Viva Cosmetics Terbaik Harga Rp20 Ribuan: Anti-Aging dan Glowing
Pilihan
-
BYD Bantah Tudingan Sedang Alami Krisis: Kami Lebih Kuat dari Merek Otomotif Jepang dan Barat
-
Erick Thohir: Timnas Indonesia Punya 'Lapisan Emas', Absennya 5 Pemain Bukan Masalah
-
Erick Thohir Blak-blakan Ungkap Kondisi Kevin Diks
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 2 Jutaan, Performa Handal Terbaik Mei 2025
-
5 Rekomendasi HP Infinix Rp 2 Jutaan dengan RAM Jumbo, Terbaik Mei 2025
Terkini
-
Ajukan Kartu Kredit BRI Easy Card Kini Bisa Lewat Website, Cepat dan Praktis!
-
Strategi BRI Himpun Dana Murah Demi Stabilitas Pembiayaan Jangka Panjang
-
Hasil Survei Indikator Beberkan 100 Hari Kerja Khofifah-Emil
-
Cara Pemkot Surabaya Tangani Anak Nakal, Masukkan ke RIAS
-
Wagub Jatim Gerilya Kawal Investasi dari Jepang Tanpa Bebani APBD