Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 06 Maret 2020 | 16:30 WIB
Ilustrasi bullying

SuaraJatim.id - Seorang siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Kediri, berinisial D (13), mengaku mengalami perundungan di sekolahnya. Akibatnya, siswi tersebut depresi dan sempat terbesit untuk bunuh diri.

"Korban itu (sempat) mengalami depresi yang cukup tinggi. Sampai makan nggak mau, bahkan sampai ada keinginan untuk mencoba bunuh diri juga, punya pikiran seperti itu," jelas Kuasa hukum D, Mochamad Mahbuba di Kediri pada Jumat (6/3/2020).

Mabuba mengungkapkan, kliennya mengaku perundungan itu dialami pada 24 Januari 2020 lalu. Peristiwa tersebut bermula, saat D tengah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, lalu D meminta izin pulang.

Sebelum pulang, lanjut Mahbuba, D sempat ditegur oleh salah satu gurunya. Si guru itu disebut Mahbuba tidak akan memberikan nilai ke D, jika yang bersangkutan kerap membolos, sehingga nilainya tidak akan dikeluarkan.

Baca Juga: Remaja 17 Tahun Bunuh Diri karena Di-bully, Pelakunya Datang ke Pemakaman

"Dia (D) nangis saat itu, dan orang tuanya mencoba datang menanyakan. "Kenapa anak saya nangis?" Dan ketika, dia tahu anaknya nangis akhirnya terjadi perdebatan dengan guru, dan saat itu selesai begitu saja," jelasnya.

"Tapi hari berikutnya waktu pengumpulan (pengurus) OSIS oleh kepala sekolah, sama ketua kelas, kepala sekolah menyampaikan bahwasanya 'jangan ikut-ikut kayak anak yang berinisial D' tersebut," imbuhnya.

Setelah itu, D mengalami perundungan oleh teman-temannya. Mahbuba menuturkan, pihak keluarga meminta pertanggungjawaban sekolah karena diduga menjadi penyebab perundungan terhadap D.

"Kalau kita merujuk undang-undang perlindungan anak, undang-undang tersebut kan jelas bahwasanya orang yang membiarkan bullying itu saja bisa dipidana bahkan ancaman hukumnya tiga tahun enam bulan," paparnya.

Menurut Mahbuba, kini kondisi D mulai membaik setelah mendapat pendampingan dari psikolog RSUD Gambiran Kota Kediri. Sebelumnya, D oleh psikolog didiagnosa depresi yang menyebabkan nilai pelajarannya di sekolah jeblok.

Baca Juga: Sekolah Salah Klaim soal Virus Corona, Satu Siswa Jadi Sasaran Bully

Terkait kasus ini, keluarga D melalui Mahbuba telah melayangkan somasi ke kepala sekolah. Somasi tersebut ditembuskan ke Dinas Pendidikan dan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang akrab disapa Mas Abu.

Load More