SuaraJatim.id - Seorang mahasiswa di Jember berhati mulia dengan memberikan ribuan face shield atau pelindung wajah untuk cegah penularan virus corona. Ribuan face shield itu diberikan ke tenaga medis virus corona.
Mahasiswa itu adalag Agus Dwi Susilo, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember. Kakaknya juga seorang tenaga medis, dia kasihan lihat para tenaga medis corona bejibaku merawat pasien COVID--19.
"Abang cerita kesulitan dapat APD. Dia nanya saya, kamu nggak bantu buat face shield. Karena kakak tahu saya biasa buat-buat gitu," kata Agung dihubungi via telepon, Selasa (21/4/2020).
Dari situ Agung mempelajari pembuatan face shield secara mandiri bermodal pengalamannya membuka usaha di industri kreatif. Betuntung, Agung memiliki usaha pembuatan id card dan aneka kerajinan handmade lainnya. Sehingga memudahkan dia untuk membuat face shield.
Produksi face shield dilakukan di rumahnya di kawasan Tegal Besar. Dia dibantu para tetangga dengan cuma-cuma dan bisa memproduksi 150 face shield dalam sehari.
Awalnya pembuatan face shield dibuat bermodalkan dana pribadi yang ia punya sebesar Rp 2,5 juta. Pengerjakan ia lakukan sendiri saat malam hari. Hasil pekerjaannya dibawa kakak untuk dibagikan rekannya sesama tenaga medis.
"Awalnya memang mau buat sehabisnya modal itu, ternyata malah banyak yang mau jadi donatur jadi keterusan," cerita dia.
Namun tidak semua donatur ia terima, sebab takut akan kuwalahan dalam pengerjakan.
"Saya nggak mau kami (relawan) ditarget, kasian yang punya pekerjaan lain," kata Agung.
Baca Juga: Bosan Karantina di Rumah? Warganet Ini Bagikan Tips Kocaknya di Twitter
Uang donasi ia buat membeli bahan-bahan seperti mika viber, spons, PCC Ship dan sticker anti air. Face shield buatan Agung dibuat sesuai standart yang ada untuk aman digunakan tenaga medis.
Sejak pertama membuat sudah sebanyak 1.500 face shield telah didistribusikan ke berbagai RS dan puskesmas-puskesmas di Kabupaten Jember, Bondowoso dan Banyuwangi.
Untuk diatribusi selanjutnya Agung dan relawan lain memilih puskesmas di pelosok-pelosok Jember sebagai penerima. Sebab dinilai masih sangat minim fasilitas APD dibandingkan Rumah Sakit padahal tenaga medis di puskesmas pun rentan tertular COVID-19.
“Bukan tidak mungkin pasien covid-19 menerima perawatan pertamanya di Puskesmas. Mereka (tenaga medis) di desa yang kami anggap perlu mendapat perhatian dan bantuan mengingat risiko tenaga medis hadapi juga sama besarnya.” kata Agung.
Agung berharap, dengan melakukan membantu memproduksi APD ini dapat membantu tenaga medis seperti kakaknya yang bertugas di garda menangani kasus COVID-19.
Kontributor : Nurul Aini
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api Jelang Nataru, Akses Mobil Dibatasi!
-
Gubernur Khofifah Resmikan OPOP Training Center ITS Surabaya, Dongkrak Produk Pesantren Jatim
-
Dalih Belajar Agama Terbongkar, WNA Amerika Dideportasi dari Tulungagung
-
Kasus Polisi Bunuh Mahasiswi UMM Diduga Motif Harta, Keluarga Bantah Korban Hamil!
-
BP BUMN dan Danantara Lepas 1.000 Relawan Kemanusiaan dari Medan