Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 27 April 2020 | 14:59 WIB
Wali Kota Malang Sutiaji saat klarifikasi tentang kabar lock down di Balai Kota Malang, Senin (16/3/2020). [Suara.com/Aziz Ramadani]

SuaraJatim.id - Seorang bayi di Kota Malang positif virus corona. Pemerintah Kota Malang pun mencari sumber penularan virus itu.

Sehingga secara keseluruhan di kota terbesar kedua di Jawa Timur itu, ada 14 kasus positif virus corona.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan Satgas COVID-19 Kota Malang telah melakukan tracing atau pelacakan terhadap kontak erat terkait kasus positif COVID-19 terhadap salah satu balita tersebut.

"Balita yang terkonfirmasi positif, kami akan melacak, terpapar dari mana, karena bisa jadi orang sekitar tidak menunjukkan gejala klinis, tapi ternyata carrier," kata Sutiaji, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (27/4/2020).

Baca Juga: Istri Telepon Suami: Saya Baru Bunuh Bayi Kita Pakai Pisau

Bayi yang dirawat di salah satu rumah sakit rujukan di Kota Malang tersebut, sebelumnya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Pada 26 April 2020, hasil swab balita menyatakan bahwa balita tersebut positif terjangkit COVID-19.

"Ini yang sedang kita telisik dan mengapa kembali saya tegaskan penting lakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya," ujar Sutiaji.

Menurut Sutiaji, sejak 23 April 2020, di Kota Malang ada penambahan beberapa kasus baru positif COVID-19, dan menjadi perhatian khusus, karena satu kasus merupakan balita, dan tiga lainnya adalah tenaga kesehatan berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Empat kasus terakhir ini benar-benar menjadi perhatian tersendiri. Tiga orang tenaga kesehatan, dan satu balita positif COVID-19," kata Sutiaji.

Sebagai catatan, di Kota Malang, terdapat 14 kasus positif virus yang telah menjangkiti 213 negara atau kawasan tersebut. Dari 14 pasien positif COVID-19 di Kota Malang itu, sebanyak delapan orang telah sembuh, dan sisanya masih menjalani perawatan.

Baca Juga: BRUK! Habis Sahur dan Lagi Ngaji Subuh, Rumah Nenek Masanah di Depok Roboh

Data lainnya, sebanyak 1.909 orang masuk kategori Orang Dengan Risiko (ODR), 166 berstatus Orang Tanpa Gejala (PTG), 231 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan sebanyak 92 orang merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). (Antara)

Load More