Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Kamis, 30 April 2020 | 04:36 WIB
Ilustrasi - Suasana di gerbang masuk komplek Trangkil Darussalam Ponpes Al-Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan. Pemkab Magetan melakukan karantina terhadap wilayah Desa Temboro setelah santri dan warga setempat positif COVID-19. (ANTARA/Louis Rika/ Rz)

SuaraJatim.id - Sebanyak 18 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pulang ke Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, belum lama ini. Ke-18 santri tersebut telah menjalani rapid test.

Hasilnya, dua santri yakni AI (18) dan FF (22) dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 berdasarkan rapid test. Kini keduanya tengah menjalani isolasi di Posko Satgas Penanggulangan Covid-19 Desa Parang, Kecamatan Banyakan.

Lalu, bagaimana ceritanya mereka bisa 'lolos' pulang ke kampung halaman?

Suara.com memperoleh video yang merekam percakapan petugas Unit Reaksi Cepat (URC) BPBD Kabupaten Kediri dengan santri AI dan FF. Di video tersebut keduanya memberikan penjelasan ke petugas.

Baca Juga: 16 Santri Positif Virus Corona Diisolasi di Pesantren Temboro

Komandan URC BPBD Kabupaten Kediri, Windoko, juga sudah membolehkan Suara.com mengutip pernyataan di dalam rekaman video tersebut.

"(Saya pulang) tanggal 19 (April)... dijemput sama sepupu," kata AI ke petugas.

Sama dengan AI, FF juga 'lolos' mudik berkat dijemput bapaknya menggunakan sepeda motor. FF sampai dengan selamat ke kampungnya di Desa Parang, Kecamatan Banyakan pada Selasa (22/4) malam.

FF bercerita kepulangannya ke kampung halaman penuh perjuangan. Saat menjemput, bapaknya tidak diperbolehkan memasuki Desa Temboro. Lantaran desa tersebut telah menerapkan lockdown.

Padahal jarak antara perbatasan Desa Temboro dengan Ponpes Al Fatah cukup jauh. Setelah melalui berbagai tahapan, akhirnya FF diantarkan warga keluar dari area pondok untuk menemui bapaknya di luar desa.

Baca Juga: Santri dan Peserta Ijtima Gowa Asal Kulon Progo Reaktif COVID-19

"Saya keluarnya dianterin sama pihak warga... Dianterin (pakai) mobil, (karena) desanya sama pondoknya agak jauh. Di desa itu sudah dilockdown. Jadi kami nggak bisa keluar, dan di luar nggak bisa ke dalam," tuturnya.

Load More