Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 30 April 2020 | 16:11 WIB
Petugas memyemprot disinfektan di Jalan Raden Patah, Jember, Kamis (30/4/2020). [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Beberapa waktu lalu, seorang pelajar SMP di Jember dikabarkan meninggal dunia karena positif Virus Corona atau Covid-19.

Kabar tersebut membuat 315 keluarga yang tinggal di Jalan Raden Patah, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember terpaksa melakukan karantina mandiri alias lockdown selama 14 hari.

Warga di wilayah tersebut diketahui melakukan karantina mandiri mulai Kamis (30/4/2020)

“Tidak ada intervensi dari siapapun. Ini kesadaran sendiri,” kata Kepala Kepolisian Sektor Kaliwates Ajun Komisaris Edi Sudarto seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Kamis (30/4/2020).

Baca Juga: Info Hoaks yang Disebarnya Viral, Dosen IAIN Jember Justru Ancam Mahasiswa

Dari informasi yang dihimpun, pelajar SMP berinisial W meninggal dan dimakamkan dengan protokol Covid-19 beberapa waktu lalu. Untuk diketahui, bocah tersebut termasuk dalam kategori orang tanpa gejala.

“Dengan kejadian tersebut, satu lingkungan di Raden Patah sepakat melaksanakan isolasi mandiri tanpa intervensi siapapun. Masyarakat sana sangat sadar dan dewasa,” kata Edi.

Bahkan, warga membuat portal supaya tak ada orang yang keluar dan masuk melalui jalan tersebut. Menurut Edi, masyarakat sudah mengetahui saat meninggal dunia, W terindikasi Covid-19.

“Walau saat itu simpang siur, dari Dinas Kesehatan sendiri mengatakan itu belum positif karena baru rapid test. Swab-nya gagal. Ternyata, positif,” katanya.

Sebelum meninggal, si anak yang menjaganya karena istri W sendiri sakit liver sehingga tidak bisa merawat.

Baca Juga: Kisah Pemudik di Jember, Jalani Sahur Pertama Saat Karantina

“Sampai meninggal yang menunggui putranya,” kata Edi.

Load More