SuaraJatim.id - Beredarnya kabar mengenai pengurangan tes PCR agar angka kasus Covid-19 di Kabupaten Lamongan menurun direspon pemerintah kabupaten (pemkab) setempat. Pemkab Lamongan menepis adanya kabar tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan Taufiq Hidayat mengatakan, penekanan angka Covid-19 dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya membantah adanya kabar, jika langkah pemkab menurunkan kasus Covid-19 dilakukan dengan mengurangi tes PCR.
“Tidak benar, saat ini dalam pengendalian penularan Covid-19 di Lamongan konsentrasi dan penekanan pada bagaimana supaya masyarakat menjadi patut terhadap prtokol kesehatan,” kata Taufiq saat dikonfirmasi Suara.com melalui selulernya, Jum'at (3/7/2020).
Meski begitu, pihaknya memang mengakui jika pada hari sebelumnya pengiriman PCR ke Provinsi Jawa Timur ada keterlambatan. Alasanya, Pemkab Lamongan bakal segera mengoperasikan alat tes PCR secara mandiri.
Baca Juga: LaporCovid-19: 60 Persen Lab Covid Berada di Jawa-Bali, Timpang
“Jadi kami berharap tidak mengirim lagi PCR ke Surabaya, tapi cukup di Lamongan,” tuturnya.
Dia mengemukakan, rumah sakit yang akan difasilitasi alat tes PCR adalah RSUD Soegiri. Lebih lanjut, pemkab berharap dengan memiliki alat tes sendiri bisa cepat mendeteksi penyebaran kasus Covid-19.
“Tracing harus dilakukan tanpa melihat lab maupun hasil lab. Hal tersebut adalah konsentrasi kami saat ini untk mempersiapkan masyarakat menuju New Normal,” sebutnya.
Untuk diketahui, munculnya kabar Pemkab Lamongan mengurangi tes PCR untuk menekan angka Covid-19 dikemukakan dari laporan Koalisi Warga untuk Laporcovid-19 Ahmad Arif melalui akun Twitter-nya.
Dia menyebut, mendapat informasi dari sejumlah dokter yang ditekan kepala daerah agar mengurangi tes PCR dan hanya memakai tes cepat antibodi agar kasus positif di daerah tidak bertambah. Daerah tersebut meliputi Nusa Tenggara, serta Lamongan dan Kediri, Jawa Timur.
Baca Juga: Laporcovid-19 Nilai Pemerintah Tak Transparan Soal Data Zona Risiko
"Laporcovid-19 mendapat informasi dari sejumlah dokter yang ditekan kepala daerah agar mengurangi tes PCR dan hanya memakai tes cepat antibodi agar kasus positif di daerah tidak bertambah. Daerah itu meliputi Nusa Tenggara Barat, serta Lamongan dan Kediri, Jawa Timur," cuit Anggota Koalisi Warga untuk Lapor COVID-19 Ahmad Arif melalui akun Twitternya pada Jumat (3/7/2020).
Kontributor : Amin Alamsyah
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Klaim Link DANA Kaget Hari Ini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang
-
Akhir Musim, Persebaya Bakal Dikawal Ratusan Bonek "Terbang" ke Australia
-
Khofifah Turun Tangan Langsung! Pencarian Korban Longsor Trenggalek Dipercepat dengan Anjing Pelacak