Penelitian Ecoton dilakukan tahun lalu. Sampel yang diteliti berjumlah 103 ekor dari sembilan jenis ikan khas Kali Brantas, di antaranya bader merah, bader putih, lokas, muraganting, rengkik, keting atau lundu, jendil, dan montok.
"Yang menarik dari penelitian saya itu adalah jenis ikan harbivora kayak bader, itu lebih tinggi kandungannya (mikroplastik) dibanding ikan yang lain," kata Andreas.
Penyebab ikan herbivora di Kali Brantas kandungan mikroplastik di saluran pencernaannya lebih tinggi karena mereka memakan tanaman yang telah tercemar atau sudah ditempeli mikroplastik.
"Si mikroplastik itu kan melayang-layang dan biasanya nempel di tanaman-tanaman. Maka si hewan yang memakan tanaman, yang herbivora kandungan mikroplastiknya lebih tinggi dibanding hewan yang karnivora," jelasnya.
Baca Juga: HOROR! 72 Persen Ikan di Kali Brantas Jawa Timur Makan Plastik
Menurut Andreas, ikan yang di saluran pencernaannya terdapat mikroplastik berbahaya bila dikonsumsi manusia. Memang manusia yang mengonsumsinya tidak akan merasakan dampaknya seketika, namun akan terasa di kemudian hari.
"Karena mikroplastik yang membawa (mengikat) bahan-bahan berbahaya seperti logam berat, pencemaran, pestisida, terus zat endocrine dusrupting chemicals yang ada di sana, itu akan berada di sistem tubuhnya si ikan," ujarnya.
"Pada akhirnya ketika manusia makan (ikan yang terpapar mikroplastik), itu juga akan memasukkan bahan kimia itu ke tubuh manusia," sambung alumnus S2 Biologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tersebut.
Untuk diketahui, mikroplastik terbagi dalam dua jenis, primer dan sekunder. Mikroplastik primer ialah mikroplastik yang sengaja dibuat oleh industri, sedangkan mikroplastik sekunder merupakan hasil disrupsi atau penghancuran plastik besar.
Ukuran mikroplastik berada di bawah lima milimeter dan termasuk material berbahaya. Selain karena mengandung ftalat yang biasanya digunakan sebagai pelentur plastik, mikroplastik bersifat mengikat material di sekitarnya.
Baca Juga: Temuan Baru, Mikroplastik Ditemukan pada Buah Apel dan Wortel
Kontributor : Usman Hadi
Berita Terkait
-
Peringati Hari Laut Sedunia, KKP Bersihkan Pantai Pulau Doom
-
Penemuan Mengejutkan: Lendir Bakteri Bisa Jadi Kunci Bersihkan Mikroplastik dari Laut!
-
Studi MIT: Biofilm Ternyata Bisa Jadi Benteng dari Ancaman Mikroplastik
-
Dorong Solusi Krisis Mikroplastik: Greenpeace Ajak KLH Perkuat Regulasi Berbasis Sains dan Keadilan
-
Dari Ladang ke Meja Makan: Bahaya Mikroplastik dalam Pertanian
Tag
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Baru Murah di Indonesia Juni 2025: Mulai Rp 130 Jutaan, Desain Keren dan Irit BBM!
-
Hancurkan Malaysia 4-0, Timnas Putri Indonesia ke Semifinal Piala AFF U-19 2025
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
-
Rudiantara Sentil OJK Soal Aturan 'Saklek' Pinjol: Jangan Terlalu Kencang, Nanti Mati!
-
PSSI Sebut Persija Tak Penuhi 'Syarat' Ikut Piala Presiden 2025: Kita Tak Pilih-pilih
Terkini
-
Berburu Kejutan Saldo DANA Kaget! Raih Hadiah hingga Rp449 Ribu, Simak Manfaat dan Tipsnya
-
Produksi Padi Tahun Ini Capai 9 Juta Ton GKP, Jatim Optimis Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional
-
7 Mitos Daun Kelor: Penolak Bala, Pengusir Makhluk Halus, hingga Pemutus Ilmu Hitam
-
Viral! Segel Minimarket yang Tak Punya Jukir Resmi, Wali Kota Surabaya Disebut Salah Sasaran
-
Gubernur Khofifah Tegaskan Pihaknya Menentang Segala Bentuk Eksploitasi terhadap Anak