Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 24 Juli 2020 | 20:08 WIB
Ketahanan Pangan di Desa Sumurgeneng dan Wadung Tuban. (Suara.com/Andri)

SuaraJatim.id - Bagi Wantono, sawah adalah sumber kehidupan. Dari sana, warganya bisa bertahan hidup selama generasi ke generasi.

Dia menolak lahannya dijual untuk proyek strategis nasional berupa kilang minyak Pertamina. Wantono warga Desa Sumurgeneng dan Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

Wantono (39), salah satu pemilik mengatakan, sawah telah mampu mencukupi seluruh kebutuhan keluarganya. Mulai dari sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (rumah), dan pendidikan.

"Bahkan tahun kemarin saya bisa memberangkatkan orang tua untuk melaksanakan haji," jelasnya kepada SuaraJatim.id.

Baca Juga: Tambah 285 Pasien, Positif Corona di Jakarta Capai 18.230 Orang

Sawah yang dimiliki ada 9 petak dengan luas total 5 hektar. Pada hasil panen kacang musim kemarin, dia mendapatkan keuntungan Rp 39 juta.

"Panen kacang musim kemarin saya memperoleh untung Rp 39 juta per dua petak sawahnya. Kemudian hasil itu ditabungkan berupa sapi dan emas," tambahnya.

Keuntungan puluhan juta tersebut tentu butuh waktu yang lama. Setiap hari dia harus berangkat pagi untuk merawat tanaman pertaniannya.

Sekaligus mencari rumput untuk pakan hewan ternak (sapi).

Ketahanan Pangan di Desa Sumurgeneng dan Wadung Tuban. (Suara.com/Andri)

"Sampai di sawah ada kesenangan tersendiri merawat tanaman pertanian. Apalagi meilihat tanaman siap panen. Kebahagiaannya itu sangat luar. Merasa bersyukur sekali atas karunia-Nya," ujar Wantono.

Baca Juga: Belum Punya Data Pegawai Positif Corona, Disnaker DKI: Baru Tiga yang Lapor

Dari seluruh lahan yang ditetapkan sebagai lokasi kilang minyak Pertamina. Masih banyak puluhan petak yang belum dijual oleh pemilik.

Load More