Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Rabu, 29 Juli 2020 | 09:22 WIB
Ilustrasi penganiayaan (Shutterstock).

SuaraJatim.id - Dokter Muhammad Kaharuddin Mirzani melapor ke Polsek Kota Banyuwangi atas kekerasan yang didapat saat melakukan jaga di Instalasi Gawat Darurat RSUD Blambangan Banyuwangi pada Senin (27/7/2020) malam.

Ia mengaku mendapat perlakuan tidak senonoh oleh sekelompok orang usai melakukan pemeriksaan terhadap pasien.

Usai pemeriksaan, dr. Kahar masih tertunduk lemah. Beberapa ucap, dia mengaku kesakitan.

“Yang sakit bagian sini (kepala belakang, punggung, paha),” kata dr. Kahar saat di Mapolsekta Banyuwangi, sebagaimana dilansir Beritajatim.com (jaringan Suara.com), Selasa (28/7/2020).

Baca Juga: Ancam Pesepeda Pakai Pedang, Anggota Ormas Bertato Naga Ditangkap Polisi

Menurutnya, peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba dan terorganisir. Sempat terjadi cekcok kemudian kekerasan mengarah pemukulan terhadapnya terjadi.

“Kejadiannya sekitar menjelang dini hari, ada pasien datang,” ucapnya.

Sementara menurut keterangan Kapolresta Banyuwangi Kombespol Arman Asmara Syarifudin, aksi itu bermula dari sejumlah pengantar pasien di RSUD Blambangan. Mereka diduga merasa tidak terima terhadap pelayanan dokter jaga saat itu.

“Jadi, ada pasien datang diantar oleh tetangganya. Usai diperiksa, pasien didiagnosa diminta untuk rawat jalan. Nah, ternyata pihak LSM GMBI justru tidak terima dan meminta untuk rawat inap. Lalu terjadi cek-cok dan aksi kekerasan,” ungkap Arman.

Akibatnya, korban menderita sejumlah luka di sebagian tubuhnya. Terutama di bagian belakang kepala dan punggung.

Baca Juga: Aniaya Polisi di Tempat Hiburan Malam, 2 DPO Diminta Menyerahkan Diri

“Sudah visum, ada luka memar di punggung dan lecet," katanya.

Load More