Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 03 Agustus 2020 | 12:46 WIB
Wahyu Agus Nurtino, siswa kelas 6 SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyeberangi sungai untuk bisa mengikuti pembelajaran daring dengan menumpang HP temannya. [Foto: Timesindonesia.co.id]

Wahyu adalah anak dari pasangan Slamet Nursanto yang memiliki keterbatasan fisik dan Solikaten yang tidak bisa membaca dan menulis.

Keterbatasan ekonomi membuat kedua orang tuanya tidak mampu membelikan HP untuk anaknya belajar daring di rumah.

"Saya hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Sekarang ini baru bekerja setelah 2 bulan menganggur," tutur Slamet Nursanto, ayah Wahyu.

Wahyu Agus Nurtino, siswa kelas 6 SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tengah belajar daring dengan menumpang HP temannya. [Foto: Timesindonesia.co.id]

Sebagai orang tua, Slamet sangat ingin membelikan HP agar anaknya tidak perlu berjalan jauh ke rumah temannya.

Baca Juga: Pasien Sembuh Corona Tembus 15 Ribu, Khofifah: Jangan Bahagia Berlebihan

Namun karena keterbatasan kondisi ekonomi, membuatnya belum memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sang anak.

"Alhamdulillah masih bisa makan. Tapi untuk membelikan HP Wahyu sementara ini masih belum bisa," ujar Slamet.

Pria 50 tahun yang tinggal di Dusun Sukorejo RT 01/RW 01 Desa Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun itu berharap anaknya tetap bisa mengikuti pembelajaran daring seperti siswa lainnya. Meskipun belum memiliki handphone dan harus belajar di rumah temannya.

Load More