SuaraJatim.id - Di saat siswa lain cukup berada di rumah untuk mengikuti pembelajaran daring, tidak demikian halnya dengan Wahyu Agus Nurtino.
Siswa kelas 6 SD Negeri Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu harus menempuh perjalananan cukup jauh.
Wahyu harus menyeberangi sungai terlebih dahulu demi bisa melakukan pembelajaran daring, dengan nebeng handphone (HP) milik temannya.
"Setiap 3 hari sekali untuk mengerjakan tugas harus ke rumah teman, karena saya tidak punya HP," ujar Wahyu saat ditemui oleh TIMES Indonesia—jaringan Suara.com—di kediamannya.
Wahyu harus berjalan kaki ke rumah temannya yang berada di Dusun Malang, Desa Brumbun.
Meski hanya berbeda dusun, Wahyu memilih menyeberangi Kali Catur guna mempersingkat jarak tempuh.
"Sebenarnya ada jalan lain lewat saluran irigasi tapi lebih jauh karena memutar. Lebih dekat lewat sungai ," ungkap Wahyu.
Saat sedang surut seperti saat ini, Kali Catur yang merupakan sungai besar di wilayah Kecamatan Wungu masih bisa untuk dilewati.
Hanya saja, Wahyu harus berhati-hati menapaki bebatuan sungai yang licin agar tidak terjatuh.
Baca Juga: Pasien Sembuh Corona Tembus 15 Ribu, Khofifah: Jangan Bahagia Berlebihan
"Wahyu sering ke rumah untuk mengerjakan tugas dengan anak saya. Agak was-was juga kalau dia lewat sungai. Makanya kalau pulang saya antar," kata Doni Tulus Prasetyo, orang tua Arya Agustya Pratama teman satu sekolah Wahyu.
Wahyu adalah anak dari pasangan Slamet Nursanto yang memiliki keterbatasan fisik dan Solikaten yang tidak bisa membaca dan menulis.
Keterbatasan ekonomi membuat kedua orang tuanya tidak mampu membelikan HP untuk anaknya belajar daring di rumah.
"Saya hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Sekarang ini baru bekerja setelah 2 bulan menganggur," tutur Slamet Nursanto, ayah Wahyu.
Sebagai orang tua, Slamet sangat ingin membelikan HP agar anaknya tidak perlu berjalan jauh ke rumah temannya.
Namun karena keterbatasan kondisi ekonomi, membuatnya belum memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sang anak.
"Alhamdulillah masih bisa makan. Tapi untuk membelikan HP Wahyu sementara ini masih belum bisa," ujar Slamet.
Pria 50 tahun yang tinggal di Dusun Sukorejo RT 01/RW 01 Desa Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun itu berharap anaknya tetap bisa mengikuti pembelajaran daring seperti siswa lainnya. Meskipun belum memiliki handphone dan harus belajar di rumah temannya.
Berita Terkait
-
Ojol Gelar Aksi Damai di Monas Minta Terbitkan Perppu, Ada Apa?
-
Ojol Gelar Aksi Damai, Berbagi Bunga dan Harapan
-
Demo Usai, Jakarta Kembali Bernafas? Potret Sudirman-Thamrin yang Tak Biasa
-
CEK FAKTA: Benarkah Rumah Dinas Wagub Jatim Emil Dardak Dibakar dan Dijarah Massa?
-
Gedung Grahadi Surabaya Dibakar Massa, Rumah Dinas Emil Dardak Ikut Hangus
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
-
Video Ibu Jilbab Pink Maki-maki Prabowo dan Minta Anies Jadi Presiden: Deepfake?
-
Bisnis Riza Chalid Apa Saja? Sosok Koruptor Berjulukan The Gasoline Godfather
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
5 Rekomendasi HP Murah Baterai Awet di Bawah Rp 2 juta, Tahan Seharian! Terbaik September 2025
Terkini
-
Skandal Bank Jatim Terbongkar: Rp299 Miliar Raib, Mantan Kepala Cabang Terlibat
-
Token Listrik Habis? Klaim 3 Saldo Dana Kaget Ini, Bisa Jadi Solusi Cepat
-
DPRD Jatim Coret Anggaran Kunjungan Luar Negeri, Fokus ke Program Kemasyarakatan
-
ASN Ponorogo Dilarang Pakai Kendaraan Dinas
-
Ketahanan Pangan Dipertanyakan, DPRD Jatim Usulkan Program Lebih Berpihak pada Petani