Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 03 Agustus 2020 | 12:46 WIB
Wahyu Agus Nurtino, siswa kelas 6 SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyeberangi sungai untuk bisa mengikuti pembelajaran daring dengan menumpang HP temannya. [Foto: Timesindonesia.co.id]

SuaraJatim.id - Di saat siswa lain cukup berada di rumah untuk mengikuti pembelajaran daring, tidak demikian halnya dengan Wahyu Agus Nurtino.

Siswa kelas 6 SD Negeri Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu harus menempuh perjalananan cukup jauh.

Wahyu harus menyeberangi sungai terlebih dahulu demi bisa melakukan pembelajaran daring, dengan nebeng handphone (HP) milik temannya.

"Setiap 3 hari sekali untuk mengerjakan tugas harus ke rumah teman, karena saya tidak punya HP," ujar Wahyu saat ditemui oleh TIMES Indonesia—jaringan Suara.com—di kediamannya.

Baca Juga: Pasien Sembuh Corona Tembus 15 Ribu, Khofifah: Jangan Bahagia Berlebihan

Wahyu harus berjalan kaki ke rumah temannya yang berada di Dusun Malang, Desa Brumbun.

Meski hanya berbeda dusun, Wahyu memilih menyeberangi Kali Catur guna mempersingkat jarak tempuh.

"Sebenarnya ada jalan lain lewat saluran irigasi tapi lebih jauh karena memutar. Lebih dekat lewat sungai ," ungkap Wahyu.

Wahyu Agus Nurtino, siswa kelas 6 SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, melewati saluran irigasi untuk mengikuti pembelajaran daring dengan menumpang HP temannya. [Foto: Timesindonesia.co.id]

Saat sedang surut seperti saat ini, Kali Catur yang merupakan sungai besar di wilayah Kecamatan Wungu masih bisa untuk dilewati.

Hanya saja, Wahyu harus berhati-hati menapaki bebatuan sungai yang licin agar tidak terjatuh.

Baca Juga: Unik, ITS Wisuda Online Pakai Game Minecraft untuk Wakili Mahasiswa

"Wahyu sering ke rumah untuk mengerjakan tugas dengan anak saya. Agak was-was juga kalau dia lewat sungai. Makanya kalau pulang saya antar," kata Doni Tulus Prasetyo, orang tua Arya Agustya Pratama teman satu sekolah Wahyu.

Wahyu adalah anak dari pasangan Slamet Nursanto yang memiliki keterbatasan fisik dan Solikaten yang tidak bisa membaca dan menulis.

Keterbatasan ekonomi membuat kedua orang tuanya tidak mampu membelikan HP untuk anaknya belajar daring di rumah.

"Saya hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Sekarang ini baru bekerja setelah 2 bulan menganggur," tutur Slamet Nursanto, ayah Wahyu.

Wahyu Agus Nurtino, siswa kelas 6 SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tengah belajar daring dengan menumpang HP temannya. [Foto: Timesindonesia.co.id]

Sebagai orang tua, Slamet sangat ingin membelikan HP agar anaknya tidak perlu berjalan jauh ke rumah temannya.

Namun karena keterbatasan kondisi ekonomi, membuatnya belum memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sang anak.

"Alhamdulillah masih bisa makan. Tapi untuk membelikan HP Wahyu sementara ini masih belum bisa," ujar Slamet.

Pria 50 tahun yang tinggal di Dusun Sukorejo RT 01/RW 01 Desa Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun itu berharap anaknya tetap bisa mengikuti pembelajaran daring seperti siswa lainnya. Meskipun belum memiliki handphone dan harus belajar di rumah temannya.

Load More