SuaraJatim.id - DPRD Jatim melakukan pergeseran anggaran salah satunya perjalanan dinas luar negeri di Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) 2025.
Penghapusan perjalanan dinas luar negeri atau kunjungan luar negeri ini diketahui menelan anggaran sekitar Rp19 miliar.
Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf mengatakan, pergeseran anggaran tersebut mengikuti kebijakan dari pemerintah pusat.
"Sekarang itu kan yang ada moratorium dari presiden terkait kunjungan ke luar negeri, maka kita melakukan menangkap dan menindaklanjuti instruksi dari presiden," ujarnya ditemui di gedung DPRD Jatim, Rabu (3/9/2025).
Pengalihan anggaran kunjungan luar negeri ini sejalan dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat.
Musyafak menegaskan, anggaran kunjungan luar negeri ini digeser untuk sejumlah pos lain yang menyentuh masyarakat langsung.
"Dengan adanya moratorium itu kami di DPRD sama sekali baik eksekutif maupun legislatif kita take down semua untuk kunjungan ke luar negeri. Kita kembalikan untuk program kemasyarakatan yang menyentuh langsung dan bisa dirasakan oleh masyarakat," bebernya.
Legislatif sadar jika kondisi ekonomi saat ini sedang sulit. Banyak yang mengeluhkan perekonomian sedang seret.
Juru bicara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jatim dalam sidang paripurna, Abdullah Abu Bakar dalam laporannya meminta kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) agar hasil panambahan pendapatan daerah serta pergeseran anggaran PDLN dan Pokir digunakan untuk kegiatan masyarakat.
Baca Juga: Ketahanan Pangan Dipertanyakan, DPRD Jatim Usulkan Program Lebih Berpihak pada Petani
Ada beberapa usulan dari Banggar DPRD Jatim, yakni untuk beasiswa agar besarannya menjadi Rp1 juta dan ditambahkan jumlah penerimanya sesuai kemampuan daerah.
"Kalau memungkinkan bisa sampai 50 ribu," tegasnya.
Sedangkan untuk peralihan PDLN agar digunakan untuk kegiatan anggota DPRD yang berorinetasi sosial kemasyarakatan.
"Termasuk kegiatan anggota DPRD dengan teknis pelaksanaan kegiatan dan anggaran dialihkan pada masing-masing komisi," ungkapnya.
Abu Bakar juga menyarankan agar bantuan sosial (bansos) berupa sembilan bahan pokok (sembako) bila memungkinkan dilakukan kajian, jika memungkinkan dilakukan pada triwulan terakhir 2025.
"Untuk meningkatkan kebijakan berorientasi jarring pengaman sosial, Banggar mendukung adanya pasar murah melalui OPD terkait," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Hanya Main 8 Menit di Utrecht, Miliano Jonathans Batal Ambil Sumpah WNI
- Jam Tangan Rp11,7 M Ahmad Sahroni Dikembalikan, Ibu Penjarah: Saya Juga Bingung Cara Pakainya
- Netizen Berbalik Kasihan ke Uya Kuya, Video Joget Kegirangan Gaji Rp 3 Juta Sehari Ternyata Editan
- Pastikan Gelar Demo 2 September 2025, BEM SI Bawa 11 Tunturan 'Indonesia Cemas', Ini Isinya
Pilihan
-
Kick Off Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 vs Laos
-
Karier Berliku Adrian Wibowo: Dari Galang Dana Rp39 Juta Hingga Dipanggil Timnas Indonesia
-
3 Rekomendasi HP MediaTek Helio G200, Murah tapi Gahar!
-
Sidang Etik Brimob: Akankah Kematian Affan Kurniawan Dilindas Rantis Berujung Pidana?
-
OOTD Liburan Lisa BLACKPINK: Santai Tapi Mewah dengan Tas Tomat Puluhan Juta
Terkini
-
Token Listrik Habis? Klaim 3 Saldo Dana Kaget Ini, Bisa Jadi Solusi Cepat
-
DPRD Jatim Coret Anggaran Kunjungan Luar Negeri, Fokus ke Program Kemasyarakatan
-
ASN Ponorogo Dilarang Pakai Kendaraan Dinas
-
Ketahanan Pangan Dipertanyakan, DPRD Jatim Usulkan Program Lebih Berpihak pada Petani
-
Aktivis Mahasiswa Jadi Tersangka Demo Kediri, LBH Al-Faruq: Bukan Aktor Aksi Anarkis